Site icon Pahami

Berita China Rilis Peta Baru soal Laut China Selatan, Makin Ganggu Filipina


Jakarta, Pahami.id

Cina merilis peta baru wilayah tersebut Laut Cina Selatan minggu ini. Tindakan ini menciptakan Filipina Kyang terlibat dalam sengketa wilayah di Laut Cina Selatan dengan Beijing yang semakin tegang.

Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok mengumumkan peta baru kota Sansha pada Minggu (10/11). Rilisan tersebut juga menunjukkan label baru distrik Xisha dan Nansha yang sebelumnya tidak ada di peta tahun 2020, seperti dikutip. Pos Pagi Tiongkok Selatan (SCMP).


Kota Sansha terdiri dari dua gugusan pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan khususnya dengan Filipina, yaitu Kepulauan Paracel yang oleh Tiongkok disebut Kepulauan Xisha dan Kepulauan Spratly yang disebut Nansha.

Kementerian Urusan Masyarakat juga menyediakan kode pos untuk distrik Nansha dan Xisha. Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu tempat untuk keperluan sensus dan administrasi.

China Post mengumumkan penetapan kode pos baru ke distrik Nansha. Sementara itu, tiga pulau berpenghuni di distrik Xisha akan tetap menggunakan kodenya masing-masing.

Ketiga pulau tersebut antara lain Pulau Woody, Pulau Pohon, dan Pulau Jinqing.

Tiongkok meresmikan Kota Sansha pada tahun 2012. Saat ini, wilayah tersebut memiliki sekolah, lapangan, bioskop, bank, rumah sakit, kantor pos, dan restoran.

Pada tahun 2020, populasi di Sansha adalah 2.300 jiwa. Sekitar 1.000 orang tinggal di Pulau Woody, atau Pulau Yongxing dalam bahasa Mandarin, dan merupakan pusat administrasi kota.

Namun pulau-pulau tersebut menjadi subyek sengketa antara Tiongkok dan negara-negara tetangganya.

Pulau Woody di Kepulauan Paracel diklaim oleh Vietnam dan Taiwan. Sedangkan Kepulauan Spratly diklaim oleh Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Tawan.

Pengumuman baru Tiongkok ini muncul setelah Filipina mengesahkan UU Zona Maritim dan UU Jalur Laut Kepulauan.

Undang-undang Zona Maritim mengakui sebagian besar Kepulauan Spratly sebagai bagian dari Filipina dan mengklaim 22 km garis pangkal kepulauan tersebut sebagai laut teritorial negara Asia Tenggara.

Tiongkok sangat marah dan mendesak Filipina untuk mengakhiri semua perselisihan yang dapat memperumit situasi di LCS.

(isa/rds)


Exit mobile version