Jakarta, Pahami.id —
Cina sekali lagi menyerukan rekonsiliasi atas konflik di Ukraina. Hal ini menyusul sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang mengizinkannya Ukraina menggunakan rudal jarak jauh buatan AS untuk menyerang sasaran militer di Rusia.
“Gencatan senjata dini dan penyelesaian politik adalah demi kepentingan semua pihak,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian ketika ditanya tentang keputusan AS.
Dilaporkan AFPSenin (18/11).
“Yang paling penting adalah mendorong pendinginan situasi secepat mungkin,” katanya.
Sejauh ini, Tiongkok tampil sebagai negara yang bersikap netral terhadap konflik Rusia-Ukraina. Negeri Tirai Bambu itu mengaku tidak mengirimkan bantuan ke pihak mana pun, berbeda dengan AS dan negara Barat lainnya.
Namun, Tiongkok tetap menjadi sekutu politik dan ekonomi Rusia. Negara-negara NATO bahkan mencap Tiongkok sebagai negara yang mendukung perang karena tidak pernah mengeluarkan pernyataan kecaman.
Lin menekankan, “Tiongkok selalu mendorong dan mendukung semua upaya untuk menyelesaikan krisis ini secara damai.”
Selain itu, kata dia, pemerintah Tiongkok juga berkomitmen untuk memainkan peran konstruktif dalam solusi politik krisis Ukraina dengan caranya sendiri.
Lin juga menolak laporan pejabat Uni Eropa yang menyatakan mereka telah memperoleh bukti bahwa drone Rusia yang digunakan dalam perang tersebut diproduksi di Tiongkok.
Ia menyatakan, Tiongkok tidak pernah memberikan senjata mematikan kepada pihak-pihak yang berkonflik. Ia juga mengklaim, sejak awal Tiongkok telah mengontrol secara ketat drone militer dan drone serba guna sesuai peraturan perundang-undangan.
“Diharapkan negara-negara dan masyarakat terkait tidak membuat spekulasi liar atau memfitnah dan memfitnah Tiongkok tanpa dasar faktual,” kata Lin.
(tsa/tsa)