Site icon Pahami

Berita Cerita Warga Saudi Seru-seruan Dugem-Konser di Kota Tetangga Mekkah


Jakarta, Pahami.id

Sejumlah warga Arab Saudi menghadiri festival musik di kota tetangga Mekah, Jeddah. Mereka menari dan klub.

Konser besar-besaran Balad Beast Festival berlangsung di kawasan Al Balad pada Januari 2024. Salah satu pengisi acara ini adalah rapper Ty Dolla $ign.


“Berapa banyak dari kalian yang mabuk setelah konser malam ini?” kata $ign, di acara tersebut.

“Berapa banyak dari kalian yang mabuk malam ini,” tambahnya.

Banyak pengunjung wanita yang tidak menutupi rambutnya. Beberapa orang lainnya juga mengecat wajahnya dengan cat warna-warni.

Al Memantau Laporan mengenai adegan seperti itu mengejutkan Arab Saudi, yang pernah melarang festival musik di mana pria dan wanita berbaur dan mengonsumsi alkohol.

Namun, kemunculan rapper dan artis lain seperti Wu-Tang Clan dan Major Lazer menunjukkan upaya Saudi untuk memperluas daya tariknya terhadap generasi muda dan wisatawan asing.

Di luar event Balad Beast, kawasan Al Balad juga mengubah wajahnya dengan membangun kafe, museum, dan workshop untuk para seniman.

Sejak abad ketujuh, Al Balad telah menjadi pusat peziarah dan pedagang. Kawasan ini juga termasuk sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.

Di bawah pemerintahan Mohammad bin Salman (MbS), Saudi telah menorehkan banyak prestasi sejalan dengan Visi 2030. Kerangka tersebut adalah mengembangkan perekonomian agar negara tidak bergantung pada minyak.

Ada yang khawatir dengan perubahan Al Balad, namun ada juga yang menyambut baik.

DJ Lebanon yang tinggal di Jeddah, Ali Assi Loush, mengatakan jika tidak ada festival musik seperti itu, generasi muda Saudi mungkin lebih memilih pergi ke pantai.

“Jika Balad tidak memiliki Balad Beast atau peristiwa apa pun yang ada saat ini, tidak akan ada generasi baru yang datang ke Balad,” kata Loush.

Dia kemudian berkata, “Mereka tidak tertarik dengan toko lama.”

Namun proyek ambisius Saudi di Jeddah senilai US$20 miliar atau sekitar Rp 325 triliun akan menyebabkan setengah juta penduduk di sana.

Beberapa warga yang terkena dampak mengeluh bahwa mereka tidak tahu bagaimana mendapatkan kompensasi. Mereka juga marah karena lingkungan tersebut berubah menjadi sarang narkoba dan kejahatan.

(isa/bac)


Exit mobile version