Jakarta, Pahami.id —
Yordanianegara ‘membantu’ Israel dengan mencegat rudal yang diluncurkan Iran di Tel Aviv dalam serangan Selasa (1/10) lalu, konon mendapat bantuan militer dari Amerika Serikat bernilai lebih dari US$1 miliar atau setara Rp15 triliun per tahun.
Penjaga memberitakan bahwa salah satu negara Arab menerima dana dari AS seiring dengan tindakan mereka ‘membela’ negara Zionis.
Iran pada Selasa (1/10) sore meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke arah Israel sebagai pembalasan atas pembantaian Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan itu juga diklaim sebagai respons atas kematian pemimpin milisi Hamas Palestina Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.
Saat serangan terjadi, pasukan militer Yordania mengumumkan sistem pertahanan udaranya dan angkatan udara menembak jatuh beberapa rudal dan drone yang memasuki wilayah udara Yordania.
Serangan rudal yang dilaporkan mungkin berasal dari Iran. Namun, serangan drone tersebut tampaknya gagal karena Iran hanya meluncurkan peluru kendali.
Juru bicara pemerintah Yordania Mohammad Momani mengatakan pada Rabu (2/10) bahwa tiga orang terluka akibat pecahan rudal. Momani juga menegaskan, pemerintah tidak akan membiarkan apa pun yang mengganggu stabilitas Yordania.
“Yordania tidak akan menjadi medan perang,” katanya.
Selama invasi Israel ke Jalur Gaza Palestina, Negara Zionis telah dua kali bentrok dengan Iran, dan keduanya saling melancarkan serangan udara.
Bentrokan pertama terjadi pada bulan April, ketika Iran menyerang Israel dengan rentetan drone. Serangan pada 13 April ini merupakan balasan atas serangan bom Israel terhadap gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.
Itu adalah serangan pesawat tak berawak terbesar yang pernah ada, yang bertujuan untuk mengalahkan pertahanan antipesawat Israel. Serangan tersebut juga merupakan kali pertama Israel diserang langsung oleh militer negara lain sejak serangan rudal Irak pada tahun 1991.
Serangan Iran jelas dibalas oleh Israel. Beberapa hari kemudian, Negara Zionis menyerang fasilitas pertahanan udara Iran di dekat Isfahan, Iran tengah. Rudal Israel juga dilaporkan merusak dan bahkan menghancurkan rudal permukaan-ke-udara Iran.
Pada Selasa (1/2) sore, Iran dan Israel kembali terlibat pertempuran langsung setelah Teheran meluncurkan hampir 200 rudal balistik dan hipersonik ke Tel Aviv.
Militer Israel mengklaim sebagian besar rudal telah dicegat. Namun, beberapa di antaranya juga berhasil menembus sistem pertahanan udara canggih Israel, Iron Dome.
Dalam serangan ini, Iran mengklaim hal itu sebagai respons terhadap genosida Israel di Palestina dan Lebanon. Iran juga mengklaim serangan itu adalah untuk membalas kematian pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.
Haniyeh dibunuh pada 30 Juli setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian di Teheran. Sedangkan Nasrallah tewas pada 27 September setelah terkena puluhan bom saat berada di markas bawah tanah Hizbullah.
Dalam dua pertempuran langsung antara Iran dan Israel, Yordania selalu menjadi pihak yang ‘membela’ negara Zionis. Selama serangan Iran terhadap Israel pada bulan April, Amman menembak jatuh sebuah rudal Iran yang terbang di wilayah udaranya.
Yordania, yang saat itu terletak di antara Iran dan Israel, mengklaim tindakan tersebut untuk memastikan rakyatnya tidak dalam bahaya.
(blq/dna)