Site icon Pahami

Berita Cegah Orang Tak Dikenal Terkait PSN, Warga Rempang Jaga Kampung 24 Jam


Tanjungpinang, Pahami.id

Penghuni Pulau Rempang di Kampung Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, membangun posko untuk melindungi desanya dari campur tangan pihak asing.

Dikhawatirkan ada orang tak dikenal yang datang dan meminta warga dipindahkan ke Tanjung Banon akibat dampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City yang dilakukan Pemerintah di Pulau Rempang, Kota Batam.

Posko tersebut dikendalikan hampir 24 jam oleh warga dan telah berdiri selama 2 minggu sejak awal Juli 2024.


Warga bergantian menjaga pos tersebut, mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB dijaga oleh perempuan, sedangkan pukul 20.00 WIB hingga 05.00 WIB dijaga oleh laki-laki. Terdapat 3 Posko yang dikuasai warga sekitar, yakni 2 Posko Sembulang Hulu dan 1 Posko Sembulang Pasir Merah.

“Selama dua minggu ini kami bergantian menjaga posko, agar desa kami aman dari orang-orang yang tidak kami kenal,” kata Edi, warga Kampung Sembulan Pasir Merah, saat dihubungi Rabu malam (17/7). .

Ia bersama warga lainnya menjaga posko setiap malam. Edi merasa desanya masih belum aman dari perencanaan awal Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City. Menurut dia, berbagai cara bisa dilakukan agar warga bisa pindah dari desanya.

Edi termasuk salah satu yang mengambil sikap membela kampung halamannya. Ia mengatakan desanya merupakan peninggalan nenek moyang yang sudah ada jauh sebelum pemerintah berencana membangun PSN Rempang Eco City.

Sikap bela desa bukan berarti menolak pembangunan PSN. Edi mengaku tidak mempermasalahkan proyek tersebut asalkan dibangun tanpa menggusur warga dan menghilangkan jejak desanya.

“Saya tidak masalah, pemerintah ingin membangun Pulau Rempang, tapi jangan sampai kami dipindahkan dan desa kami hancur,” kata Edi.

Seorang warga Kampung Sembulan Hulu bernama Miswandi teringat kejadian pada 29 Juni 2024. Saat itu, kata dia, ada orang tak dikenal yang ingin merobohkan tiang listrik di desanya.

Selain itu, ada juga warga yang mengaku ada perusahaan dan BP Batam yang datang ke desanya untuk mengukur tanah dan mendata warga.

CNNIndonesia.com menghubungi Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait untuk mengonfirmasi, namun belum memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan.

Bahkan, kata dia, ada pihak yang mengaku aparat datang menemui warga. Sejak kejadian itu, warga kini aktif menjaga desanya dari pagi hingga malam.

“Kalau lihat malam-malam takut terjadi sesuatu yang tidak terduga gan. Kegiatan di posko, kita ngobrol, main domino sambil minum kopi,” kata Miswandi.

Miswandi mengaku dari beberapa desa tua di Kecamatan Rempang Cate dan Sembulang, masih ada ratusan warga yang menolak direlokasi. Kata dia, hanya sedikit warga yang bersedia direlokasi.

Menurut dia, warga yang bersedia pindah merupakan warga pendatang, bukan warga lokal. Ia juga mengatakan, kehidupan masyarakat desa lama di Kecamatan Rempang Cate dan Sembulang sudah kembali normal meski belum sepenuhnya. Warga tetap bertahan di desanya, mencari ikan dan bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menyusul protes perjudian dan bentrokan dengan aparat TNI-Polri pada 7 September 2023.

“Alhamdulillah, kami hanya menghadapi kendala saat tim datang ke desa kami yang tidak disangka warga, itu hanya kendala warga dalam beraktivitas,” ujarnya.

Pengembangan kawasan Rempang Eco City telah direncanakan sejak tahun 2004. Saat itu, pemerintah melalui BP Batam dan Pemerintah Kota Batam menggandeng PT Makmur Elok Graha untuk bersinergi.

Rempang Eco City masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2023 sesuai Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023. Proyek ini ditargetkan dapat menarik investasi hingga Rp 381 triliun pada tahun 2080.

Rempang Eco City akan mencakup kawasan industri, jasa perdagangan, dan pariwisata.

Pada 28 Juli 2023, Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pimpinan perusahaan Grup Xinyi di Tiongkok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun turut serta dalam kunjungan ke China.

Xinyi Group sepakat membangun pabrik panel surya dan kaca terbesar di Rempang dan akan memberikan investasi sebesar Rp 381 triliun.

Pada Oktober 2023, Menteri Bahlil mengklaim total 322 kartu keluarga (KK) warga Pulau Rempang menyatakan kesediaannya pindah dari kawasan pembangunan Rempang Eco City ke Tanjung Banon.

Bahlil mengatakan, jumlah tersebut merupakan bagian dari 961 KK yang diprioritaskan untuk pindah ke Tanjung Banon.

Saya juga menyampaikan fakta bahwa hingga saat ini, jumlah 961 KK yang menyatakan bersedia direlokasi mencapai 322 KK, ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (2/10).

Saat data sedang diterima CNNIndonesia.com Dari total penduduk per 17 Juli 2024, di Kampung Pasir Panjang, Mukim Rempang Cate, terdapat 138 Kepala Keluarga (KK), hanya 28 KK yang bersedia direlokasi, sedangkan 110 KK menolak direlokasi.

Untuk Kampung Belongkeng yang masih dalam satu mukim, dari 96 KK, hanya 1 KK yang bersedia direlokasi, sisanya 95 KK menolak direlokasi.

Sedangkan Mukim Sembulang seperti Desa Sembulang Hulu, dari 93 KK, hanya 3 KK yang bersedia direlokasi, sisanya 90 KK menolak direlokasi. Dari 64 KK di Kampung Sembulan Tanjung, 51 KK setuju direlokasi, sisanya 13 KK menolak direlokasi. Sedangkan Kampung Pasir Merah berjumlah 138 KK, hanya 27 KK yang bersedia direlokasi, sisanya 111 KK menolak direlokasi.

Kemudian di Kampung Perkhemahan Sembulang, dari 55 KK, hanya 14 KK yang setuju direlokasi, sedangkan 40 KK tidak setuju. Terakhir, Kampung Sembulang Mekar Lestari berjumlah 42 KK, hanya 5 KK yang bersedia direlokasi, sisanya 37 KK tidak bersedia direlokasi.

(arp/wis)


Exit mobile version