Site icon Pahami

Berita Canda Gus Baha soal Sengketa Tak Usah ke MK, Cukup Dijadikan Menteri


Sleman, Pahami.id

Ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) alias Ahmad Bahauddin Nursalim Gus Baha mengatakan bahwa tidak semua perselisihan atau perselisihan harus diselesaikan melalui jalur hukum, baik melalui pengadilan maupun Mahkamah Konstitusi (MK).

Ia pun menyindir permasalahan yang tidak serta merta harus diselesaikan melalui Mahkamah Konstitusi (MK), tapi bisa juga dengan ‘menjadi menteri’.

Pernyataan Gus Baha tersebut disampaikan pada acara Dialog Kebangsaan ‘Merawat Persaudaraan Kebangsaan dan Melestarikan Persatuan Indonesia’ di UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (4/3).


“Ini juga yang dilupakan, setiap ada persoalan yang diangkat di pengadilan. Malah kalau saya di posisi pengamat politik, mungkin jadi cerita, kalaupun bisa diselesaikan (dengan) menjadi menteri, tapi bukan itu, itu bukan bidang saya,” canda Gus Baha, dikutip dari a disiarkan di channel YouTube Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Kalau saya (pengamat) politik, mungkin misalnya saya tidak perlu di Mahkamah Konstitusi, (tapi) jadi menteri, kalau saya politikus. Tapi tidak, itu bukan bidang saya,” dia dikatakan. .

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Dalam kesempatan itu Gus Baha menyinggung Surat An-Nisa’ Ayat 114 tafsir Kitab Al Qurthubi bahwa setiap permasalahan harus dikembalikan kepada pihak yang bersengketa.

“Dalam sistem peradilan di Indonesia misalnya, masyarakat terkadang melaporkan perselisihannya ke polisi, jadi (disarankan) harap diselesaikan secara damai,” ujarnya.

“Jadi kalau ada masyarakat yang berselisih silahkan dikembalikan kepada yang bersengketa. Kata Sayiddina Umar, mungkin ada jalan keluarnya secara keluarga. Karena kalau diputuskan di pengadilan bisa dogho’in yurisud, bisa. menimbulkan dendam, hasutan, iri hati, tapi kalau diselesaikan dengan “logika sendiri, dengan kebijaksanaan sendiri lebih baik,” lanjutnya yang juga Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Gus Baha menambahkan, kebaikan Islam mengajarkan tentang hubungan baik antar manusia. Tidak hanya dikalangan umat Islam, namun juga dengan non-Muslim.

La khoiro fi katsirin min najwahum. Pembicaraan apa pun tidak baik, kecuali pembahasan yang mengedepankan kebaikan, mengedepankan amal al ishlah tapi al-nas atau diskusi yang membuat kita baik, hubungan kenegaraan, hubungan kebangsaan, hubungan kemanusiaan yang baik,” kata Gus Baha.

(anak/anak-anak)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version