Jakarta, Pahami.id –
Napas Tembaga Dian Rachmat Yanuar untuk sementara menghentikan pengoperasian penyedia makanan nutrisi gratis (MBG) Ke Sekolah Luragung Luragung, Jawa Barat, mengikuti keracunan yang disebut SO yang dialami beberapa siswa setelah mengkonsumsi menu program.
“Sebagai langkah antisipatif, kami untuk sementara menghentikan pengoperasian MBG Nutrition Services Fonvenment Unit (SPPG) ke SMA State 1 selama sekitar satu minggu,” katanya di Kuningan pada hari Sabtu (4/10).
Saat ini, katanya, distribusi program MBG di sekolah akan ditransfer ke dapur penyedia lain yang memenuhi standar operasi yang lebih baik.
Dia mengatakan langkah itu diambil sebagai bentuk harapan dan evaluasi, penyedia menu setelah lusinan siswa mengalami gejala mual, muntah dan diare pada malam Kamis (2/10).
“Pengakhiran sementara distributor MBG sedang dilakukan untuk memastikan keselamatan siswa, serta meningkatkan sistem pasokan makanan di sekolah,” katanya.
Dian memastikan bahwa semua siswa yang menjadi korban telah menerima perhatian medis, dan bahwa partainya telah mengevaluasi dapur pemasok MBG di jembatan.
Dia menekankan bahwa aspek pemrosesan, bahan baku, sanitasi, peralatan dapur harus dipantau dengan cermat untuk memastikan bahwa siswa memiliki asupan yang aman dan bergizi.
“Program ini sangat mulia, dan tugas kami adalah menjaga distribusi tetap aman, sehat, dan ditargetkan sesuai dengan arahan Presiden dan Gubernur Jawa Barat,” katanya.
Pemerintah perancang, melanjutkan, melaporkan pengembangan kasus ke wilayah tersebut dan memperketat gambaran umum dari seluruh dapur penyedia MBG sehingga insiden yang sama tidak diulang.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas MBG Wahyu Hid hanya mengatakan bahwa 84 siswa telah menerima perawatan di Luragung Health Center.
Menurutnya, ada tujuh siswa yang dimasukkan dan lima lainnya dirawat di Lunar Medical Center (KMC) dengan gejala yang sama, sementara 113 siswa lainnya masih dipantau.
“Kami telah meminta sekolah untuk menentukan apakah ketidakhadiran mereka karena penyakit normal atau karena keracunan. Semua data harus diverifikasi dengan cermat,” katanya.
Wahyu menambahkan bahwa Kantor Kesehatan Distrik Kuning telah mengirim tim investigasi epidemiologis, untuk mendeteksi penyebab kasus dan mengambil sampel makanan yang akan diperiksa di laboratorium yang dimiliki oleh pemerintah daerah Jawa Barat.
Dia berharap hasil pemeriksaan laboratorium akan segera diketahui, sehingga pemerintah daerah dapat melakukan koreksi.
“Program MBG sedang berlangsung, tetapi keselamatan siswa adalah prioritas,” katanya.
(Antara/anak -anak)