Site icon Pahami

Berita BNPB Pastikan Penyerahan Korban Ponpes Harus Lewat Proses Forensik

Berita BNPB Pastikan Penyerahan Korban Ponpes Harus Lewat Proses Forensik


Jakarta, Pahami.id

Badan Manajemen Bencana Nasional (BNPB) mengkonfirmasi proses pengantar korban Runtuhnya gedung sekolah nasi al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, tidak dapat dilakukan. Setiap level harus mengikuti prosedur resmi agar tidak menyebabkan kesalahan yang dapat memperburuk kesedihan keluarga korban.

Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan bahwa, meskipun tubuh telah ditemukan, proses pengantar masih membutuhkan inspeksi dan administrasi forensik terlebih dahulu.

“Tidak perlu ditemukan segera dikirim ke keluarga. Ada prosedur untuk diikuti,” kata Suharyanto Di antara.


Dia menekankan bahwa keakuratan dalam proses ini penting untuk memastikan bahwa identitas korban dikonfirmasi dengan benar sebelum diserahkan kepada keluarga. Menurutnya, langkah itu diambil untuk menghindari kesalahan yang dapat meningkatkan beban psikologis keluarga korban.

BNPB bersama dengan tim bersama juga menjelaskan kepada masyarakat dan orang tua dari siswa yang terkena dampak terkait dengan tingkat identifikasi. Suharyanto menambahkan bahwa transparansi informasi adalah bagian penting dari mempertahankan kepercayaan publik dalam proses manajemen bencana.

“Setiap korban akan diidentifikasi dengan benar sebelum diserahkan kepada keluarga,” katanya.

Menurut data pada hari Jumat (3/10), tim SAR gabungan telah memindahkan sembilan badan dengan kombinasi metode manual dan bantuan alat berat.

Secara total, jumlah korban yang dicatat sampai Sabtu pagi adalah 167. Dari jumlah tersebut, 104 orang dinyatakan aman, 11 terluka atau masih dalam perawatan, 13 tewas, dan sekitar 45 masih mencari.

BNPB menekankan bahwa data tentang jumlah korban masih dapat berubah bersama dengan proses transfer berkelanjutan di lokasi buaya.

(TIS/TIS)


Exit mobile version