Jakarta, Pahami.id —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan perairan tersebut Labuan BajoKabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mempunyai potensi untuk mengalami melambai tinggi hingga akhir tahun 2025. Keadaan ini dipicu oleh pengaruh bibit siklon tropis 96S yang berkembang di sekitar wilayah tersebut.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran mengatakan, tinggi gelombang di perairan utara Labuan Bajo diperkirakan mulai menurun pada 31 Desember 2025 yakni antara 0,7 hingga 1,16 meter. Namun perairan bagian selatan sebenarnya perlu mendapat perhatian lebih.
Hingga akhir tahun, perairan di wilayah utara akan sedikit berkurang pada 31 Desember 2025 sebesar 0,7-1,16 meter. Sedangkan yang perlu diwaspadai di selatan, kata Maria di Labuan Bajo, Sabtu (27/12) mengutip di antara.
Penjelasan tersebut disampaikan menyusul kejadian tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di perairan Pulau Padar pada Jumat sore (26/12). Dalam kejadian tersebut, tujuh penumpang berhasil dievakuasi, sedangkan empat wisatawan masih dalam pencarian.
Menurut Maria, bibit topan 96S memicu hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dan peningkatan tinggi gelombang di wilayah selatan Labuan Bajo. Hingga 31 Desember 2025, tinggi gelombang di wilayah tersebut diperkirakan berada pada kategori sedang yakni berkisar 1,25 hingga 2,5 meter.
“Prakiraan cuaca tinggi gelombang sewaktu-waktu bisa meningkat jika terjadi hujan disertai petir,” ujarnya.
Terkait kecelakaan KM Putri Sakinah, Maria menjelaskan, kapal tersebut diduga tenggelam karena ombak, bukan karena angin kencang. Ia mengatakan, sejak 25 Desember 2025, wilayah bertekanan rendah tersebut akan berkembang menjadi bibit siklon tropis 96S yang akan memicu berbagai kondisi cuaca ekstrem di pusatnya.
“Gelombang tinggi yang terjadi di tengah bibit siklon itu bisa menjalar atau merembet ke perairan Taman Nasional Komodo. Jadi yang terjadi tadi malam diduga gelombang,” ujarnya.
Gelombang penularan ini, lanjut Maria, berpotensi semakin berbahaya bila memasuki perairan sempit nusantara.
“Saat gelombang memasuki perairan sempit maka puncak gelombang akan semakin tinggi dan dapat menimbulkan kecelakaan,” imbuhnya.
BMKG juga mengimbau masyarakat pesisir dan wisatawan untuk selalu memantau informasi cuaca resmi dan menaati anjuran BMKG dan otoritas setempat demi keselamatan.
Sebelumnya, Tim Search and Rescue (SAR) berhasil mengevakuasi tujuh dari total 11 korban kapal wisata yang tenggelam di perairan Pulau Padar. Kepala Kantor Basarnas Maumere, Fathur Rahman mengatakan, evakuasi dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan dan langsung menuju lokasi menggunakan SAR RIB Pos Manggarai Barat.
Kedua korban yang selamat merupakan turis asing asal Spanyol. Lima korban lainnya terdiri dari seorang pemandu wisata dan empat awak kapal. Tiga penumpang dievakuasi Kapal Nepton yang sedang berlayar dari Labuan Bajo menuju Pulau Padar, sedangkan empat penumpang lainnya dievakuasi oleh Tim SAR gabungan.
Empat turis asal Spanyol yang masih dicari adalah Martin Carreras Fernando, Martin Garcia Mateo, Martines Ortuno Maria Lia, dan Martinez Ortuno Enriquejavier. Sedangkan dua wisatawan yang berhasil selamat adalah Martines Ortuno Mar Amanda dan Martines Ortuno Marialia.
(antara/ini)

