Jakarta, Pahami.id —
Presiden Amerika Serikat Joe Biden angkat suara Anda tentang kondisi tersebut Gaza ketika memasuki bulan suci Ramadan di tengah agresi Israel.
“Saat umat Islam berkumpul di seluruh dunia dalam beberapa hari dan minggu mendatang untuk berbuka puasa, penderitaan rakyat Palestina akan menjadi yang utama dalam pikiran banyak orang. Ini adalah sesuatu yang selalu saya pikirkan,” kata Biden dalam pernyataan resmi. pada Minggu (10/3).
Sejumlah negara seperti Arab Saudi, Palestina, dan Iran memulai 1 Ramadhan pada hari ini, Senin (11/3). Minggu malam mereka mulai melaksanakan ibadah Tarawih.
Biden mengatakan Ramadhan kali ini terjadi dalam kondisi yang sangat menyakitkan.
“Perang di Gaza telah menimbulkan penderitaan besar bagi rakyat Palestina,” katanya CNN.
Biden juga menyinggung jumlah korban tewas akibat agresi Israel. Menurutnya, lebih dari 30.000 warga Palestina tewas, sebagian besar warga sipil, termasuk ribuan anak-anak.
Dalam kesempatan itu, Biden juga berjanji bahwa AS akan terus memimpin aksi masyarakat internasional untuk memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan dan mencapai gencatan senjata di Gaza.
“Bekerja tanpa henti untuk segera mewujudkan gencatan senjata segera dan berkelanjutan setidaknya selama enam minggu sebagai bagian dari perjanjian pembebasan sandera,” tambahnya.
Pembicaraan gencatan senjata yang digelar di Kairo, Mesir pekan lalu berakhir buntu.
Perjanjian gencatan senjata tersebut mencakup penghentian pertempuran selama enam minggu dan pembebasan sekitar 100 sandera yang ditahan oleh Hamas.
Hamas menuduh Israel sengaja menggagalkan upaya gencatan senjata.
Israel disebut tidak mengirimkan delegasi ke Kairo karena berharap bisa menerima seluruh daftar sandera Hamas yang masih hidup.
Namun Hamas enggan mengabulkan permintaan tersebut. Mereka menilai usulan Israel tidak mungkin dilakukan tanpa gencatan senjata karena sandera tersebar di zona perang.
Israel juga menolak tuntutan Hamas agar invasi militer Zionis diakhiri sepenuhnya dan menarik seluruh pasukan dari Palestina.
“Kami tidak menginginkan perjanjian yang tidak mengakhiri perang di Gaza,” kata pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Minggu, dikutip Reuters.
Dalam kesempatan itu, Haniyeh juga menegaskan Hamas siap melakukan negosiasi lebih lanjut guna membahas gencatan senjata.
(isa/sur)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);