Jakarta, Pahami.id –
Jari -jari PDIP Guntur Romli menekankan bahwa PDIP masih memilih untuk berada di luar kerajaan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dia mengatakan dia menanggapi wacana kombinasi permanen Prabowo.
“Dan jalannya sangat tenang. Biarkan PDIP membentuk koalisi dengan rakyat, tetapi kami tidak ingin memusuhi pemerintah Prabowo, tetapi mari kita berada di luar pemerintah,” kata Guntur dalam program itu Pertunjukan politik Pahami.id, Malam Senin (2/17).
Guntur mengatakan keputusan PDIP 2024 Rakernas V bersikeras bahwa PDIP berada di luar pemerintah. Menurutnya, kekuatan menyeimbangkan pemerintah adalah penting untuk mempertahankan demokrasi dan mencegah penyimpangan absolut.
Dia juga mempertimbangkan wacana kombinasi permanen bahwa Prabowo bukan untuk PDIP. Karena, PDIP belum bergabung dengan Koalisi Indonesia untuk Advanced (KIM).
“Kami ingin mempertahankan demokrasi dan kami ingin membangun keseimbangan,” katanya.
Guntur juga tidak mempertanyakan apakah PDIP dibiarkan sendiri jika kombinasi terbentuk. Dia menyebutkan bahwa PDIP telah berada di luar pemerintah selama 10 tahun ketika Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa pada 2004-2014.
Dia menjelaskan bahwa PDIP akan bekerja sama dan tidak hanya marah.
“Kami siap bekerja dengan pemerintah Prabowo, tetapi posisi kami berada di luar sambil mempertahankan demokrasi, Periksa dan saldo,“Dia berkata.
PDIP sekarang adalah satu-satunya partai di luar pemerintah Prabowo-Gibran. Sementara itu, CPB dan NASDEM, yang sebelumnya bertentangan dengan Prabowo dalam pemilihan presiden 2024, sekarang memilih untuk bergabung.
Gagasan membentuk koalisi permanen oleh Prabowo awalnya diungkapkan oleh ketua PKB Muhaimin Iskandar (CAK IMIN) setelah demonstrasi kepemimpinan Partai Kim di Hamangal, Bogor pada hari Jumat (14/2).
“Intinya adalah untuk memperkuat koalisi kami. Mr Prabowo menawarkan kombinasi tetap. Mr Prabowo meminta persatuan untuk menjadi kunci pemerintah,” kata Cak Imin.
(RZR/TSA)