Jakarta, Pahami.id –
Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan seluruh unit pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, wajib menggunakan bahan pangan lokal masyarakat sekitar dalam pelaksanaan Program Pangan Bergizi Gratis (MBG).
Dikutip dari Antara, perwakilan Direktorat Promosi dan Edukasi BGN, Gusti Yudha menjelaskan, penggunaan bahan pangan lokal merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan daerah serta mendukung kegiatan perekonomian masyarakat.
Berdasarkan juknis, SPPG Kitchen mengambil bahan baku dari masyarakat sekitar, jika disekitarnya tidak ada maka bisa mencari bahan baku di daerah lain, ujarnya saat sosialisasi MBG bersama anggota Komisi IX DPR RI, Obet Rumbruren.
Ia menambahkan, meski bahan bakunya berasal dari masyarakat, namun dapur SPPG tidak bisa melakukan pembelian dalam jumlah sedikit. Pengadaannya dilakukan secara kolektif melalui koperasi atau badan usaha milik desa (bumdes) sehingga pasokan yang masuk mencukupi kebutuhan dapur.
Gusti mengatakan, masyarakat bisa berkoordinasi dengan koperasi atau bumdes untuk mengumpulkan bahan pangan sebelum disetorkan dalam jumlah besar ke SPPG. Mekanisme ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi bagi para petani, peternak, dan usaha kecil di Manokwari.
BGN juga mendorong masyarakat yang sebelumnya berhenti bertani atau beternak agar bisa aktif kembali, karena dapur SPPG memerlukan pasokan pangan yang stabil dan bervariasi.
Standar biaya program MBG ditetapkan sebesar Rp15.000 per bagian, dengan alokasi bahan Rp10.000, operasional dan tenaga kerja Rp3.000, serta keuntungan mitra dan pengurus yayasan Rp2.000.
Untuk menjaga kualitas gizi dan kebersihan menu, BGN membatasi jumlah porsi yang dapat ditampung setiap SPPG. Jika dulu satu dapur bisa mengolah 3.000-4.000 bagian, kini kapasitasnya dibatasi 2.500-3.000 bagian per hari.
BGN memastikan penerapan MBG tidak hanya bertujuan untuk menurunkan angka gizi buruk, namun juga menstimulasi perekonomian masyarakat melalui keterlibatan petani, nelayan, dan usaha kecil lokal dalam rantai pasok.
Anggota Komisi IX DPR RI Obet Rumbruren mengapresiasi pelaksanaan program MBG yang meluas di Kabupaten Manokwari dan Papua Barat. Ia menilai program ini turut berkontribusi dalam upaya mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan tangguh guna mendukung visi Indonesia Emas 2045.
“Dalam pelaksanaan program MBG penting dilakukan pengambilan bahan baku pangan bergizi dari petani lokal di Kabupaten Manokwari untuk menunjang perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan data BGN perwakilan Papua Barat, saat ini terdapat 35 dapur SPPG di provinsi tersebut. 20 diantaranya berada di Kabupaten Manokwari.
(RIR)

