Site icon Pahami

Berita BGN Luncurkan Kampanye Nasional Makan Bergizi Hak Anak Indonesia

Berita BGN Luncurkan Kampanye Nasional Makan Bergizi Hak Anak Indonesia


Jakarta, Pahami.id

Badan Gizi Nasional (Nyonya) meluncurkan kampanye nasional bertajuk Makan Sehat untuk Hak Anak Indonesia pada Senin (17/11) di Jakarta.

Pada kesempatan yang sama, BGN juga meluncurkan layanan pengaduan sejawat SAGI 127.


“Hari ini kita berkumpul diluncurkan “Kampanye Nasional yang mengusung tema ‘Makan Sehat, Hak Anak Indonesia’, sekaligus kita lengkapi pemenuhan hak anak Indonesia dengan fasilitas pengaduan yang kita punya angka ajaib 127,” kata Dadan saat peluncuran kampanye nasional.

Dijelaskannya, masyarakat, siswa, dan guru yang memiliki pertanyaan atau keluhan seputar program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dapat menghubungi Call Center 127 untuk ditindaklanjuti.

“Jadilah Sahabat Sagi 127. Sagi adalah pusat pengaduan gizi yang interaktif. Kemudian seluruh pertanyaan terkait program makan gratis bergizi dan pemenuhan hak anak Indonesia dapat dijawab oleh 127 orang yang bertugas setiap hari dan akan menjawab setiap pertanyaan, setiap keluhan,” ujarnya.

Dadan menjelaskan, sejak awal diluncurkan pada Januari 2025, jumlah unit pelayanan gizi (SPPG) di Indonesia telah mencapai 15.267 yang tersebar di 38 provinsi.

SPPG telah melayani 44,2 juta penerima manfaat dari target 82,9 juta

“Sudah melayani 44,2 juta penerima manfaat dan ini berarti sudah mencapai 53 persen dari total target 82,9 juta. Oleh karena itu, Badan Gizi Nasional masih bekerja keras untuk memenuhi 47 persen hak anak Indonesia atas program pangan bergizi, hingga akses gizi dengan menu gizi seimbang,” kata Dadan.

Dadan juga mengungkapkan, saat pemerintah mulai menerapkan program ini, ditemukan data 60 persen anak Indonesia belum memiliki akses menu dengan pola makan seimbang.

Oleh karena itu, Negara mencanangkan program MBG untuk pertumbuhan, kecerdasan dan kesehatan anak.

“Jika kita tidak melakukan intervensi terhadap 60 persen anak Indonesia, kita khawatir generasi produktif kita di tahun 2045 akan menjadi generasi yang sulit bersaing dengan negara lain karena tidak memiliki akses menu gizi seimbang,” ujarnya.

(yo/wi)


Exit mobile version