Jakarta, Pahami.id —
Laporan PBB pada Kamis (21/12) menyebutkan lebih dari 576.600 orang telah masuk Gaza menghadapi kelaparan parah akibat serangan membabi buta Israel sejak 7 Oktober.
“Seluruh penduduk Gaza, sekitar 2,2 juta orang, berada dalam krisis atau lebih buruk lagi kerawanan pangan akut,” menurut laporan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Klasifikasi Fase Keamanan Pangan TerpaduIPC) yang mencakup data dari Program Pangan Dunia (Program Pangan DuniaWFP), sebuah badan PBB dan organisasi non-pemerintah.
IPC adalah platform multi-pemangku kepentingan yang menganalisis data untuk menentukan tingkat keparahan dan besarnya krisis kelaparan berdasarkan standar ilmiah yang diakui secara internasional.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa 26 persen penduduk Gaza, yang berjumlah sekitar 576.600 jiwa, telah kehabisan persediaan makanan dan kemampuan untuk mengatasi dan menghadapi kelaparan yang menghancurkan (IPC Fase 5).
Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain mengatakan lembaganya telah memperingatkan bahwa bencana yang akan terjadi dapat berlangsung selama berminggu-minggu.
“Sedihnya, tanpa akses aman dan konsisten yang kami minta, situasinya mengerikan, dan tidak ada seorang pun di Gaza yang aman dari kelaparan,” kata McCain. Anatolia.
Pakar keamanan pangan WFP telah menetapkan bahwa masyarakat Gaza telah kehabisan sumber daya mereka, mata pencaharian mereka hancur, toko roti hancur, toko-toko kosong, dan banyak keluarga tidak dapat memperoleh makanan.
Orang-orang mengatakan kepada staf WFP bahwa mereka sering tidak makan sepanjang hari dan banyak orang dewasa kelaparan sehingga anak-anak bisa makan.
“Ini bukan sekedar angka, ada anak-anak, perempuan dan laki-laki di balik statistik yang mengkhawatirkan ini,” kata Kepala Ekonom WFP Arif Husain. “Kompleksitas, besaran dan kecepatan krisis ini belum pernah terjadi sebelumnya,” tambahnya.
Laporan tersebut menekankan bahwa lebih banyak makanan darurat dan bantuan multi-sektoral sangat penting untuk mencegah kematian yang meluas.
“Jeda kemanusiaan selama tujuh hari baru-baru ini menyoroti bahwa WFP dan mitranya dapat memberikan bantuan ketika kondisi memungkinkan, dan pembukaan kembali perbatasan Kerem Shalom membuka jalan bagi lebih banyak pasokan makanan dan bantuan lainnya untuk mengalir ke Gaza,” kata Arif Husain.
Mengulangi seruan untuk gencatan senjata kemanusiaan, McCain mengatakan dunia tidak bisa hanya berdiam diri dan menyaksikan orang-orang kelaparan di Gaza.
“Akses kemanusiaan diperlukan sekarang agar pasokan dapat mengalir ke dan melintasi Gaza dan agar warga sipil dapat dengan aman menerima bantuan untuk menyelamatkan nyawa,” tegas McCain.
Pada 12 Desember, Israel memutuskan untuk membuka perbatasannya di Kerem Shalom untuk pengiriman langsung bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina di Gaza.
Penyeberangan Kerem Shalom, juga disebut Karm Abu Salem oleh warga Palestina, adalah satu-satunya penyeberangan komersial di Gaza. Lebih dari 60 persen bantuan ke Gaza biasanya melewati terminal tersebut sebelum pecahnya konflik saat ini.
Israel telah menyerang Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. Menurut otoritas kesehatan di Gaza, pemboman Israel di Gaza telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 52.000 lainnya.
(Wow)
[Gambas:Video CNN]
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);