Site icon Pahami

Berita Belasan Siswa SMP Karimun Kepri Keracunan MBG, Satu Masih Dirawat

Berita Belasan Siswa SMP Karimun Kepri Keracunan MBG, Satu Masih Dirawat


Karimun, Pahami.id

Lusinan siswa dari SMPN 2 Karimun Regency, Kepulauan Riau (Kepulauan Riau) Diduga memiliki keracunan makanan setelah makan menu diet gratis (MBG), Kamis (9/25).

Siswa mengeluh sakit lambung, mual, sampai muntah segera bergegas ke Pusat Kesehatan Karimun untuk perawatan medis.

“Rasanya mual dan sakit perut, mulai terasa sekitar setengah jam setelah makan,” kata seorang siswa dengan awal SA ketika dia bertemu di Pusat Kesehatan Karimun.


Dari informasi korban, menu MBG yang digunakan oleh siswa diproses oleh telur, tempe, dan acar.

Beberapa siswa mengakui bahwa ini adalah pertama kalinya mereka mengalami gejala -gejala ini, meskipun mereka telah menggunakan MBG dengan menu yang berbeda.

“Tidak pernah terasa seperti ini, hanya kali ini,” katanya.

13 adalah rumah, seseorang masih dirawat

Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Hall, Mobil Karimun, Kepulauan Riau, M. Aristo Wibowo, mengatakan bahwa dari 14 orang yang dirawat 13 siswa dikembalikan ke rumah mereka. Masih ada siswa yang masih dirawat sampai Kamis malam.

“Dari 14 yang dikembalikan 13, hanya satu yang dirawat,” katanya.

Dia mengatakan dia masih menunggu tes laboratorium untuk memeriksa sampel makanan dari Pusat Pengendalian Kesehatan dan Penyakit Lingkungan (BTKLPP) di Batam.

Sementara itu, polisi juga telah mengunjungi Pusat Kesehatan Karimun untuk melakukan penyelidikan awal.

Ketika dia bertemu di tempat kejadian, Kepala Polisi Karimun AKP Andri Yusri mengakui bahwa dia masih tidak dapat membuat pernyataan formal. Dia meminta wartawan untuk menunggu lebih lanjut.

“Tunggu,” katanya.

Sebanyak 13 dari 14 siswa yang menjalani perawatan adalah siswa kelas VII. Mereka berasal dari beberapa kelas di Karimun State SMP. Saat ini, mereka masih diperlakukan di Puskesmas.

Karena diadakan pada awal Januari, program MBG terus memperhatikan penemuan kasus dari menu yang diduga, penemuan hewan, pembusukan atau basi, hingga kasus keracunan dalam beberapa waktu terakhir.

Semua masalah ini juga mendorong pemerintah untuk menghentikan dan mengevaluasi MBG.

Menanggapi hal ini, kepala Badan Nutrisi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan dia akan menunggu arahan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.

“Saya bergabung dengan arahan presiden, tidak berani mengatasinya,” kata Dadang kepada wartawan pada hari Rabu (9/24).

Dadan tidak yakin kapan partainya akan membahas MBG dengan Prabowo.

(ARP/KID)


Exit mobile version