Jakarta, Pahami.id —
Ratusan penerbangan masuk Korea Selatan gagal beroperasi karena balon sampah yang beterbangan Korea Utara ke Seoul baru-baru ini.
Anggota parlemen Korea Selatan Jeong Jun Ho mengatakan 115 pesawat komersial terganggu oleh pengiriman balon sampah Korea Utara sejak Mei. Data ini berdasarkan catatan terbaru Kementerian Transportasi Korea Selatan.
Menurut Jeong, setidaknya 15 pesawat, termasuk dari Amerika Serikat, harus melakukan pendaratan alternatif di Bandara Incheon. Penumpang pun harus mengalami penundaan yang lama sebelum akhirnya bisa mencapai Bandara Incheon.
“[Penerbangan dari San Francisco, Vancouver dan Los Angeles] dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Incheon tetapi berakhir di Bandara Cheongju tanpa mengetahui apa yang terjadi,” ujarnya.
Setidaknya 10.000 penumpang terkena dampak pengiriman balon sampah ini, seperti dikutip dari AFP.
Investor disebut mulai khawatir karena adanya ancaman dari Korea Utara.
Bersamaan dengan itu, Jeong mendesak pihak berwenang mengambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah aktivis mengirimkan balon ke Korea Utara.
Belakangan ini, Korea Utara telah mengirimkan ribuan balon berisi sampah dan kotoran ke perbatasan Korea Selatan. Pengiriman balon-balon tersebut sebagai respon Pyongyang terhadap balon selebaran yang dikirimkan aktivis Seoul ke Korea Utara.
Sejak awal, Korea Utara tidak menerima kampanye tersebut. Pyongyang khawatir informasi luar semacam ini dapat menjadi ancaman bagi pemimpin tertinggi Kim Jong Un.
Korea Utara telah berulang kali menyerukan diakhirinya kampanye selebaran tersebut.
Korea Selatan tidak dapat melarang aktivis melakukan tindakan tersebut karena keputusan pengadilan pada tahun 2023. Putusan tersebut menyatakan bahwa pelarangan tindakan aktivis merupakan pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi.
Korea Utara dan Selatan secara teknis masih berperang karena Perang Korea tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
(blq/baca)