Site icon Pahami

Berita Balas Serang, Hizbullah Gempur Pangkalan Militer Israel Pakai Roket


Jakarta, Pahami.id

Hizbullah mengaku telah menembakkan puluhan roket pada Kamis (27/6) ke pangkalan militer di Israel utara. Hal ini disebut sebagai balasan atas serangan Israel di Nabatiyeh, Lebanon pada Rabu (26/6).

“Ini sebagai respons terhadap serangan musuh yang menargetkan desa Nabatiyeh dan Sohmor,” kata Hizbullah seperti dilansir AFP.


“Pangkalan pertahanan udara dan rudal utama komando utara (Israel)…dengan puluhan roket Katyusha,” jelas mereka, tanpa menyebutkan jumlah roketnya.

Dalam keterangan terpisah, Hizbullah mengungkapkan empat anggotanya tewas akibat serangan Israel, salah satunya berasal dari Sohmor, Lebanon.

Mereka juga mengaku telah melakukan dua kali serangan terhadap tentara Israel, salah satunya menggunakan drone.

Secara terpisah, militer Israel mengungkap puluhan serangan terhadap mereka dari Lebanon.

[Gambas:Video CNN]

“Sekitar 35 peluncuran diidentifikasi berasal dari Lebanon,” kata Israel. “Pertahanan udara berhasil mencegat sebagian besar peluncuran. Tidak ada korban luka yang dilaporkan,” tambahnya.

Mereka juga mengungkapkan bahwa serangan pertahanan udara Israel telah “menghilangkan” tiga anggota Hizbullah, satu di provinsi Sohmor dan dua di selatan negara itu.

Militer juga mengatakan bahwa “dua UAV (drone) yang diidentifikasi melintasi dari Lebanon jatuh” di Israel utara, dan melaporkan tidak ada korban luka.

Kantor Berita Nasional resmi Lebanon melaporkan serangan Israel di beberapa wilayah di Lebanon selatan pada Kamis (27/7), dan menyebutkan serangan pada Rabu (26/6) di Nabatiyeh melukai lebih dari 20 orang.

Kekhawatiran semakin meningkat bahwa perang Gaza dapat menjadi konflik regional jika konflik Israel-Hizbullah, yang selama ini sebagian besar hanya terjadi di wilayah perbatasan, meluas.

Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan bahwa Paris “sangat prihatin” dengan pertempuran tersebut, dan meminta “semua pihak untuk menahan diri.”

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam kunjungan ke AS pada Rabu (26/6) mengatakan negaranya tidak menginginkan perang di Lebanon, namun bisa mengembalikannya ke “Zaman Batu” jika diplomasi gagal.

Di tengah upaya diplomatik Barat untuk meredakan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Selasa (25/6) mengunjungi Beirut dan memperingatkan sejumlah hal.

“Salah perhitungan bisa memicu perang habis-habisan,” ujarnya. “Hal ini membutuhkan pengendalian diri yang ekstrim.”

Konflik Israel-Hizbullah telah menewaskan 485 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang tetapi juga termasuk 94 warga sipil, menurut hitungan AFP.

Di pihak Israel, menurut pihak berwenang, sedikitnya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas.

(AFP/Kris)


Exit mobile version