Site icon Pahami

Berita Balas Propaganda K-Pop Korsel, Korut Ikut Pasang Sepiker di Perbatasan


Jakarta, Pahami.id

Korea Utara dilaporkan mulai memasang pengeras suara di perbatasan. Pemasangan selesai Korea Selatan melakukan hal serupa sebagai tanggapan terhadap serangan balon propaganda Pyongyang.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) melaporkan, Pyongyang terlihat memasang pengeras suara di garis depan mereka pada Kamis (6/6), sehari setelah Seoul memasang siaran anti-Korea Utara.


JCS yakin Korea Utara sedang mempersiapkan siaran propagandanya sendiri sebagai tanggapan terhadap Korea Selatan.

“Kami mengidentifikasi tanda-tanda Korea Utara memasang pengeras suara di wilayah perbatasan. Sejauh ini belum ada siaran dari pengeras suara tersebut. Kami terus memantau perkembangan selanjutnya dan menyiagakan pihak militer,” demikian pernyataan JCS, Senin (10/6).

JCS kemudian menambahkan bahwa Korea Selatan siap memulai kembali siaran jika Korea Utara melakukan “sesuatu yang tercela.”

Pada hari Minggu sekitar pukul 17.00 siang waktu Korea, siaran yang dibuat oleh militer Korea Selatan diputar selama sekitar dua jam melalui pengeras suara yang mengarah ke Korea Utara.

Dikutip Pemberita KoreaKolonel Lee Sung Jun mengatakan siaran tersebut dioperasikan dari daerah terlindung yang siap merespons dengan cepat jika ada kemungkinan aksi militer dari Korea Utara.

Propaganda Korea Selatan menyiarkan kecaman global terhadap program rudal Korea Utara, kemajuan ekonomi dan teknologi Korea Selatan, lagu kebangsaan, dan bahkan musik K-Pop seperti lagu BTS yang dilarang sepenuhnya di Korea Utara.

Postingan tersebut muncul setelah Korea Utara baru-baru ini mengirimkan ratusan balon berisi sampah dan kotoran hewan ke Korea Selatan.

Meski sejauh ini terbukti tidak berbahaya, Seoul tetap khawatir balon tersebut mengandung zat berbahaya bagi warga.

Korea Utara sendiri mengirimkan balon sampah sebagai respons atas pengiriman balon berisi selebaran anti-Korea Utara oleh aktivis Korea Selatan ke Pyongyang.

Korea Utara menganggap pamflet tersebut berpotensi menjadi ancaman terhadap pemerintahan pemimpin tertingginya saat ini, Kim Jong Un.

Jika Korea Utara benar-benar memulai siaran dengan speaker tersebut, maka kemungkinan besar kedua negara Korea akan kembali memulai ‘perang speaker’.

Perang propaganda semacam ini sudah dilakukan sejak tahun 1950-an pada masa Perang Korea. Korea Utara sangat menghindari propaganda ini karena tidak ingin militer dan masyarakatnya terpengaruh untuk mengubah pandangan sistem negara yang terisolasi ini.

(blq/rds)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version