Jakarta, Pahami.id –
Ketua Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengadakan safari Ramadhan di Jawa Barat pada hari Sabtu (3/15). Selama kunjungannya ke beberapa sekolah asrama Islam, ia menekankan pentingnya kemandirian ekonomi bagi siswa.
Setelah terus terhubung di Sekolah Menengah Islam Miftahul Huda, Tasikmalaya, Bahlil melanjutkan perjalanannya ke Sekolah Menengah Islam Darussalam, Ciamis. Dia disambut dengan hangat oleh penjaga dan siswa.
Sejumlah pemimpin Golkar juga hadir, termasuk Wakil Ketua ACE Hasan Syadzily, Waketum Wihaji, Waketum Meutya Hafid, Wabendum Dyah Roro Esti, dan pemenang Jawa Barat Putri Ketua Princess Komarudin.
“Ternyata sekolah asrama didirikan oleh tokoh -tokoh yang merupakan kader Golkar. Saya senang bisa memasuki rumah saya sendiri,” kata Bahlil.
Bahlil juga menekankan program kewirausahaan yang dikembangkan di Darussalam Ponpes. Menurutnya, program ini sejalan dengan visi partai Golkar yang ingin membangun kemandirian ekonomi masyarakat, termasuk siswa.
“Saya melihat program yang baik di sini, di mana siswa tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama, tetapi juga visi ekonomi dan kewirausahaan. Ini adalah yang luar biasa dan sejalan dengan program Golkar,” kata Bahlil.
Sebagai bentuk dukungan, Bahlil memberikan bantuan modal bisnis untuk siswa sehingga setelah lulus mereka dapat menjadi cendekiawan yang memiliki semangat kewirausahaan atau kemandirian dalam membangun ekonomi.
“Ini juga sejalan dengan apa yang diajarkan Nabi, Nabi Muhammad tidak hanya menyebarkan simbol -simbol agama, tetapi juga berdagang melalui saluran komersial.
Selain itu, Bahlil, yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan ia berasal dari sebuah desa di Papua. Ayahnya hanyalah seorang pekerja konstruksi, sementara ibunya hanyalah pelayan.
“Dari saat anak -anak karena kami delapan orang, hidup kami di gubuk, hanya satu kamar, dan anak -anak yang tidur di lantai, bukan di lantai ini, hasil cincang bambu,” katanya.
Bahlil juga mengklaim bahwa dia lapar ketika dia masih kuliah. Dia pernah merasakan orang yang malang itu. Dia juga tidak berharap menjadi menteri partai dan ketua umum.
“Saya sudah lapar, karena saya kuliah, saya kuliah.
Bahlil juga mengaku tidak pernah bermimpi menjadi pegawai negeri sipil seperti sekarang ini. Dia juga menyarankan siswa dan siswa untuk terus menjadi antusias dan berjuang.
“Jangan lambat, jangan dimanjakan kepada orang tuamu, tentukan masa depanmu sendiri dan memperkuat hatimu bahwa apa yang bisa mengubah nasibmu,” kata Bahlil.
(Inh)