Site icon Pahami

Berita Bagaimana Ribuan Pager Hizbullah Bisa Serentak Meledak di Lebanon?


Jakarta, Pahami.id

Ribuan pager milik kelompok bersenjata Hizbullah meledak serentak di segala penjuru Libanon pada Selasa (17/9) malam waktu setempat.

Menurut laporan dinas keamanan dan Kementerian Kesehatan Lebanon, sejauh ini sembilan orang tewas dan 2.750 lainnya luka-luka akibat kejadian misterius tersebut. Korban tewas terdiri dari anggota milisi Hizbullah dan warga sipil, termasuk seorang gadis berusia 8 tahun dan putri anggota parlemen Hizbullah, Mohammad Mahdi Ammar.


Sementara itu, sebanyak 200 dari ribuan korban luka dilaporkan berada dalam kondisi kritis. Duta Besar Iran untuk Lebanon juga terluka dalam ledakan tersebut dan harus dibawa ke rumah sakit.

Hizbullah langsung menyebut Israel sebagai dalang di balik serangkaian ledakan misterius tersebut, yang juga memberikan pukulan terhadap keamanan dalam negeri milisi bersenjata tersebut.


Rentetan ledakan dimulai sekitar pukul 16.45 waktu setempat dan terjadi serentak di beberapa wilayah selama kurang lebih satu jam.

Pertanyaan bagaimana pager itu meledak masih belum diketahui secara pasti. Pihak berwenang masih berusaha menyelidikinya.

Namun, beberapa laporan media mengungkapkan bahwa sekitar 3.000 pager meledak ketika pesan berisi kode tersebut diterima oleh pager tersebut. Pesan tersebut secara bersamaan mengaktifkan bahan peledak yang diduga tertanam di pager.

Sementara itu, beberapa spekulasi lainnya berpusat pada jaringan radio yang digunakan oleh pager tersebut. Sejumlah analis teknologi dan keamanan berpendapat bahwa jaringan pager mungkin telah diretas sehingga menyebabkan sistem mengeluarkan sinyal yang memicu respons yang dimodifikasi.

“Apa yang saya pikir terjadi [adalah] setiap [anggota] Hizbullah sampai batas tertentu diserang,” kata analis data Ralph Baydoun Al Jazeera.

Menurut Baydoun, Israel juga tidak perlu mengetahui identitas siapa pun yang menerima sinyal pager yang disadap. Dia mengatakan intelijen Israel masih dapat memperoleh informasi berharga dari halaman tersebut bahkan setelah ledakan.

“Jika mereka memiliki satelit,… mereka akan mengetahui nama dan lokasi semua koperasi yang diserang… dengan segera [mereka meminta] membantu Mereka akan mengungkapkannya [lokasi mereka],’ kata Baydoun menganalisis.

Jika baterai litium di pager dipicu menjadi terlalu panas, proses yang disebut pelarian termal akan dimulai.

Pada dasarnya akan terjadi reaksi berantai kimia yang menyebabkan peningkatan suhu dan akhirnya terjadi ledakan hebat pada baterai.

Namun, memicu reaksi berantai di beberapa perangkat yang tidak pernah terhubung ke Internet tidaklah mudah.

“Pasti ada bug di pager itu sendiri [sehingga] itu akan menjadi terlalu panas karena kondisi tertentu,” kata Baydoun.

Baydoun juga menyimpulkan analisisnya bahwa skenario yang paling mungkin terjadi adalah ribuan pager dibajak dan dimasukkan ke dalam program tertentu melalui kode yang dimodifikasi.

Analis lain, mantan perwira militer Inggris dan ahli senjata kimia Hamish de Bretton-Gordon, menyatakan bahwa pager Hizbullah mungkin telah diretas selama proses pengiriman.

Diimpor dari Taiwan dan dilengkapi dengan bahan peledak oleh Israel

Badan intelijen Israel, Mossad, diduga memasang bahan peledak kecil di 5.000 pager buatan Taiwan yang dipesan oleh milisi Hizbullah di Lebanon selatan dua bulan sebelum ledakan.

Beberapa sumber senior keamanan Lebanon mengatakan Reuters bahwa Mossad telah merencanakan serangan ini selama beberapa bulan terakhir.

Sumber senior keamanan Lebanon mengatakan Hizbullah telah memesan 5.000 pager yang dibuat oleh Gold Apollo yang berbasis di Taiwan. Ribuan pager ini diimpor dari Taiwan dan dibawa ke Lebanon sejak awal tahun 2024.

Sumber keamanan Lebanon juga mengidentifikasi foto model pager tersebut sebagai model AP924. Pager ini seperti pager pada umumnya yang hanya dapat menerima dan menampilkan pesan teks secara nirkabel tetapi tidak dapat melakukan panggilan telepon.

Milisi Hizbullah memang menggunakan pager sebagai alat komunikasi mereka. Pager tersebut diperkirakan mampu menghindari deteksi lokasi oleh musuh, termasuk Israel.

Namun, sumber-sumber Lebanon mengklaim bahwa perangkat tersebut telah dimodifikasi oleh badan intelijen Israel “pada tahap produksi”.

“Mossad menyuntikkan papan ke dalam perangkat yang berisi bahan peledak yang menerima kode tersebut. Sangat sulit untuk mendeteksinya dengan cara apa pun. Bahkan dengan perangkat atau pemindai apa pun,” kata sumber tersebut.

Sumber keamanan lain mengatakan Reuters bahwa hingga tiga gram bahan peledak tertanam di halaman baru dan “tidak terdeteksi” oleh Hizbullah selama berbulan-bulan.

Sementara itu, Gold Apollo membantah klaim tersebut. Pihak perusahaan mengaku tidak membuat pager yang digunakan dalam ledakan di Lebanon.

Pendiri Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, mengatakan pager yang digunakan dalam ledakan itu dibuat oleh sebuah perusahaan di Eropa, yang memiliki hak untuk menggunakan merek mereka.

(rds)



Exit mobile version