Site icon Pahami

Berita Bagaimana Nasib Wahabisme di Saudi Era Raja Salman dan Pangeran MBS?


Jakarta, Pahami.id

Wahhabi merupakan salah satu ideologi Islam yang paling berpengaruh di Indonesia Arab SaudiSaya. Ideologi Islam yang mengutamakan “pemurnian” ajaran Islam ini dianut oleh sekitar lima juta Muslim Sunni di Arab Saudi.

Menurut pakar kajian Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Sya’roni Rofii, Wahhabi adalah nama kelompok agama yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, sedangkan ajarannya disebut Salafi.


Salafi artinya kembali ke masa lalu. Salafi hanya meyakini Alquran dan Hadits sebagai sumber ajaran, ruang ijtihad dan budaya tertutup, kata Sya’roni kepada CNNIndonesia.com pada tahun 2022.

Sekitar abad ke-18 di kota Diriyah (sekarang Riyadh), Abdul Wahhab mengajukan gagasan agar Saudi kembali mengamalkan ajaran Islam yang otentik bersama Muhammad bin Saud, yang marga keluarganya kini berkuasa di Saudi.

Saud mendirikan Kerajaan Saudi pertama, sekarang Arab Saudi, dengan semangat tersebut. Sejak saat itu, Abdul Wahhab dipandang sebagai ulama dan reformis Islam yang lekat dengan sejarah Saudi.

Sejak itu, pemerintah Arab Saudi mengikuti ajaran Wahhabi dalam menafsirkan Al-Qur’an dan menerapkan hukum Islam. Saudi sering dianggap sebagai negara tempat Wahhabisme tumbuh dan berkembang.

Ajaran Wahhabi identik dengan konservatif dan ketat. Penganutnya fokus pada pemurnian ajaran Islam dari wujud batin, doktrin, mediasi, rasionalisme, ajaran Syiah, dan ajaran yang dianggap sesat dan musyrik.

Ajaran Wahhabi mencerminkan ajaran Arab Saudi, yang menganut hukum Islam konservatif yang ketat.

Namun, Saudi berupaya mengubah citranya sebagai negara Islam konservatif menjadi lebih moderat sejak Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud berkuasa di Arab Saudi.

Upaya perubahan ideologi semakin terlihat ketika putra kesayangan Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), diangkat menjadi Putra Mahkota pada tahun 2017. Gelar tersebut menjadikan MbS sebagai pemimpin de facto Arab Saudi.

Sejak MbS ​​menjabat sebagai putra mahkota, Arab Saudi telah menghapuskan beberapa aturan yang lebih moderat, terutama dalam mengatur hak dan kewajiban perempuan.

MbS juga menghapus beberapa pembatasan dengan mulai mengizinkan bioskop beroperasi, mengizinkan perempuan bepergian tanpa pendamping, dan menjual alkohol sesuai aturan tertentu.

Dalam sebuah wawancara, MbS mengaku memimpikan ‘negara Islam moderat yang menoleransi semua agama dan dunia’.

Sejak menjabat, MbS juga telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi kekuasaan ulama garis keras dan syekh terkemuka yang menolak pandangan Islam yang tidak kenal kompromi di negaranya.

MbS juga menegaskan bahwa Wahhabisme bukanlah satu-satunya ideologi dan identitas Saudi selama ini.

“Saat ini tidak ada pihak yang boleh memaksakan ajaran mereka yang menjadikan mereka satu-satunya ideologi di Saudi,” kata MbS dalam wawancara dengan media The Atlantic, dikutip media pemerintah, Lembaran Saudi.

“Mungkin itu sejarah kita seperti yang saya sampaikan, apalagi pada tahun 1980-an, 1990-an, dan awal tahun 2000-an. Saat ini, kita berada pada jalur yang benar,” imbuhnya.

Selain itu, MbS menyebut hubungan negaranya dengan sekte Wahhabi bermasalah. Puluhan tokoh agama terkemuka Arab Saudi ditangkap dalam operasi yang diarahkan olehnya.

MbS juga melakukan beberapa upaya untuk “menghilangkan” pengaruh Wahhabi dalam sejarah Saudi. Dipilih dari Institut Washington untuk Kebijakan Timur DekatRaja Salman dan MbS bahkan mengeluarkan dekrit pada tahun 2022 yang memasukkan tanggal 22 Februari sebagai Hari Pendiri Saudi.

Menurut situs resmi pemerintah Saudi, dekrit tersebut menetapkan tanggal 22 Februari sebagai peringatan “awal pemerintahan Imam Muhammad bin Saud dan berdirinya negara Saudi pertama” pada bulan Februari 1727, 18 tahun sebelum Abdul Wahhab berada di Dariyah.

Para analis juga menilai penetapan tahun ini menunjukkan Raja Salman dan MBS mulai mengabaikan peran historis ulama Wahhabi.

(rds/bac)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version