Jakarta, Pahami.id –
Masalah tersebut Tandai itu sedang dalam proses mendapatkan kereta cepat Jakarta-Bandung atau Suara mendesing Di era Presiden ke-7 RI Joko Widodo mulai bergulir kembali. Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengaku siap diperiksa KPK jika diperlukan.
Mahfud menegaskan, dirinya siap memberikan informasi jika KPK memintanya. Namun, dia menolak diminta membuat laporan ke Komite Pemberantasan Korupsi terkait kasus tersebut.
“Kalau dipanggil saya datang, kalau disuruh lapor, apa yang saya lakukan? Buang-buang waktu saja,” ujarnya kepada wartawan di Istana Yogyakarta, Minggu (26/10).
“Dia (KPK) tidak berhak menolak laporan ini, tidak ada kewajiban bagi masyarakat untuk melaporkannya,” ujarnya.
Di sisi lain, Mahfud menilai KPK juga harus mewaspadai persoalan ini. Menurutnya, tanda yang disebutkan dalam proyek Whoosh itu muncul jauh sebelum dibahas melalui kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025.
“Masyarakat, yang saya laporkan (di YouTube) KPK sudah tahu, karena sebelum saya bicara sudah ramai, saya hanya bicara karena populer.
Komisi Pemberantasan Korupsi sebelumnya mendorong Mahfud MD membuat laporan dugaan tindak pidana korupsi terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menyatakan lembaganya akan bertindak proaktif dalam menindaklanjuti laporan pengaduan masyarakat.
Mahfud MD dalam video yang diunggah di channel YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025 yakni Mahfud MD Pegawai mengungkapkan adanya dugaan tindak pidana korupsi berupa penggelembungan anggaran pada proyek WHOOSH.
“Kalau perhitungan di Indonesia, biaya per kilometer kereta Whoosh adalah 52 juta dolar AS. Namun di China sendiri perhitungannya 17-18 juta dolar AS, naik tiga kali lipat,” ujarnya.
(TFQ/DAL)

