Site icon Pahami

Berita Ayah Bunuh Anak Balita di Banten saat Jalani Ilmu Kebatinan Cepat Kaya


Serang, Banten, Pahami.id

Terduga pelaku A (30) membunuh anaknya sendiri, NS (3), saat masih dalam proses mencari latihan dan ziarah rutin ke beberapa kuburan dan pura di Banten.

Terdakwa pelaku kerap mengamalkan bacaan tertentu dan berziarah ke berbagai tempat di wilayah Banten, dengan harapan keluarganya cepat kaya dan keluar dari belenggu kemiskinan.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, pelaku mendapatkan ilmu spiritual dengan cara menunaikan ibadah haji demi perekonomian yang lebih baik. Menurut pelaku, para peziarah tersebut mengunjungi salah satu lokasi di Banten, kata Kapolsek Serkot, Kompol Sofwan Hermanto, Rabu (19/06). . .


Pria berinisial A ditangkap pada Selasa (18/6), sekitar pukul 09.00 WIB atau sekitar 5 jam usai membunuh putranya.

Selama pemeriksaan, tersangka pelaku A masih bisa berbicara normal. Seluruh kejadian itu pun ia jelaskan dengan baik kepada penyidik ​​Satuan Reserse Kriminal Polsek Serkot.

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Selain itu, guna memastikan dan melengkapi berkas penyidikan, polisi kini tengah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan.

“Kami serahkan ke RSDP untuk (pemeriksaan) psikologi pelaku,” ujarnya.

Pelaku mempelajari ilmu batin secara otodidak. Lalu ia mengaku bermimpi diberkahi parang dan tidak boleh mengeluarkannya sembarangan.

Malam kejadian, Selasa (18/6) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, pelaku A terbangun dari tidurnya, lalu mengeluarkan parang yang disimpannya di lemari.

Ia kemudian menggunakan parang untuk membunuh putranya, NS (3), yang masih tertidur di kamarnya, di Cibarugbug, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten.

“Dilakukan secara otomatis dan bermimpi mendapat parang. Parang tidak bisa dilepas begitu saja. Sekitar pukul 03.00 WIB, pelaku bangun dan mengambil parang yang ditaruh di baju anaknya. Usai mengambil parang, pelaku menjelaskan bahwa mengalir begitu saja,” kata Sofwan.

(ynd)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version