Jakarta, Pahami.id —
Amerika Serikat mengklaim bahwa lebih dari 20 negara telah bergabung dalam koalisi untuk melawan milisi Houthi Yaman di Laut Merah.
Koalisi tersebut terbentuk setelah milisi yang didukung Iran dalam beberapa pekan terakhir menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di jalur Laut Merah, sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza.
“Saat ini ada lebih dari 20 negara yang mendaftar untuk bergabung dalam koalisi,” kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Pat Ryder. AFP.
Ryder mengatakan Houthi “menyerang kesejahteraan ekonomi dan kemakmuran negara-negara di seluruh dunia” dan menjadi “bandit di sepanjang perairan internasional Laut Merah”.
“Pasukan gabungan akan bekerja untuk berpatroli di Laut Merah dan Teluk Aden untuk merespons, dan membantu jika diperlukan, kapal-kapal komersial yang transit di perairan internasional yang penting ini,” kata Ryder.
Belum diketahui negara mana saja yang baru bergabung dalam koalisi ini. Sebelumnya, 10 negara pertama yang membentuk koalisi ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
Milisi Houthi sebelumnya menyerang dua kapal yang diklaim “terkait dengan Israel” di Laut Merah, untuk menunjukkan solidaritas terhadap situasi di Gaza.
Awal pekan ini, kapal Swan Atlantic milik Norwegia dan kapal lain yang diidentifikasi oleh Houthi sebagai MSC Clara menjadi sasaran insiden maritim di Laut Merah.
Dalam sebuah pernyataan, Houthi mengklaim telah melakukan “operasi militer terhadap dua kapal yang terkait dengan entitas Zionis”, menggunakan drone angkatan laut.
Selain itu, Houthi juga berjanji akan memblokir semua kapal yang menuju pelabuhan Israel, berlayar di Laut Arab dan Laut Merah, agar lebih banyak makanan dan obat-obatan yang diperbolehkan masuk ke Gaza.
Mereka juga mengancam akan terus melakukan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel, meski koalisinya dibentuk oleh AS.
Kepala perunding dan juru bicara Houthi, Mohammed Abdel-Salam, mengambil sikap tersebut sehari setelah Amerika Serikat mengumumkan pembentukan koalisi dengan sembilan negara lainnya, menyusul serangkaian serangan terhadap kapal induk dan kapal tanker di Laut Merah.
“Aliansi yang dibentuk AS bertujuan untuk melindungi Israel dan melakukan militerisasi laut tanpa pembenaran apapun, dan hal ini tidak akan menghalangi Yaman untuk melanjutkan operasi sahnya dalam mendukung Gaza,” tulis Abdel-Salam di media sosial X, dikutip. Zaman Israel.
(Dna)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);