Jakarta, Pahami.id —
Amerika Serikat negara Israel layak untuk terus menyerang Hizbullah di dalam Libanon meskipun potensi konflik meningkat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan Israel berhak menargetkan Hizbullah.
“Kami pikir pantas bagi Israel, pada saat ini, untuk menghukum teroris [Hizbullah] dan berusaha mendorong dan melancarkan serangan terbatas ini,” kata Miller dalam konferensi pers, Kamis (3/10), seperti dikutip dari laman resmi pemerintah AS.
Dia melanjutkan, “Setidaknya pada saat ini serangannya terbatas, mencoba untuk mendorong Hizbullah kembali dari perbatasan.”
Miller juga tidak menampik adanya kekhawatiran konflik akan meluas dan warga sipil menjadi korban.
“Kami prihatin dengan dampak konflik terhadap warga sipil Lebanon yang tidak bersalah yang tinggal di Lebanon dan kini terjebak di tengah konflik yang tidak ada hubungannya dengan mereka,” katanya.
Lebih lanjut, Miller mengatakan AS sedang berusaha mencari solusi diplomatik. Tujuan akhir dari upaya ini, katanya, adalah resolusi diplomatik.
Miller mengatakan AS ingin resolusi PBB 1701 mengenai situasi di Lebanon segera diterapkan.
Salah satu poin dalam resolusi tersebut mengharuskan Hizbullah menarik pasukan dan peralatan dari Lebanon selatan dan tidak menyerang Israel.
“Hal ini belum pernah diterapkan sepenuhnya. Jika diterapkan akan ada keamanan di kedua sisi perbatasan dan warga sipil Lebanon dan Israel bisa pulang,” kata Miller.
Namun, upaya diplomasi AS bertepatan dengan lampu hijau mereka kepada Israel untuk menyerang Lebanon.
Menurutnya, Israel saat ini menghadapi situasi keamanan yang tidak tertahankan dan berbahaya bagi masyarakat di wilayah utara.
Israel Utara berbatasan langsung dengan Lebanon selatan, wilayah Hizbullah.
Daerah ini juga merupakan medan pertempuran antara Hizbullah dan Israel. Dalam beberapa minggu terakhir, tentara Zionis telah membombardir Lebanon sepenuhnya.
Awal pekan ini, Israel juga melancarkan apa yang disebutnya serangan darat terbatas terhadap Lebanon. Mereka mengklaim hanya akan menargetkan fasilitas Hizbullah.
Namun, tentara Israel justru menyerang fasilitas sipil seperti kamp pengungsi dan menewaskan puluhan orang.
(isa/bac)