Site icon Pahami

Berita Armenia Akan Keluar dari Aliansi Sekutu Rusia CSTO


Jakarta, Pahami.id

bahasa Armenia memutuskan untuk meninggalkan aliansi negara-negara sekutu Rusia atau Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengumumkannya pada Rabu (12/6).


“Kami akan keluar (dari CSTO). Apakah Anda mengancam saya dengan ini? Kami baik-baik saja. Kami akan mengambil keputusan ketika kami keluar,” kata Pashinyan menanggapi pertanyaan anggota parlemen oposisi di parlemen.

“Bisakah kita kembali? Jangan khawatir,” lanjutnya seperti dikutip Anadolu Agency.

CSTO merupakan aliansi dengan Rusia yang didirikan pada tahun 2002. Aliansi ini beranggotakan enam negara yang tergabung dalam Uni Soviet, yaitu Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, dan Tajikistan.

CSTO berfungsi sebagai aliansi pertahanan. CSTO mempunyai aturan serupa dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yaitu jika salah satu anggota diserang maka anggota lainnya harus bertahan.

“Jika ada Negara Anggota yang menjadi sasaran agresi oleh negara atau sekelompok negara mana pun, maka hal tersebut akan dianggap sebagai agresi terhadap seluruh Negara Pihak pada Perjanjian ini,” demikian bunyi Pasal 4 aliansi tersebut seperti dikutip dari situs resminya.

Pashinyan sebelumnya menyatakan dukungan negaranya terhadap Ukraina melawan agresi Rusia. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan aliansi Rusia saat itu.

Pernyataan tersebut dilontarkan karena Moskow dinilai tidak mampu mencegah Azerbaijan menyerang Armenia.

Azerbaijan sendiri merupakan negara yang tergabung dalam Federasi Rusia atau CSTO.

Sejak Pashinyan menjadi Perdana Menteri Armenia pada tahun 2018, ketegangan antara negaranya dan Azerbaijan semakin meningkat.

Inti konflik kedua negara adalah Nagorno-Karabakh, wilayah yang terkurung daratan di Pegunungan Kaukasus. Kawasan inilah yang menjadi penyebab perang kedua negara selama tiga dekade terakhir.

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun, penduduknya sebagian besar adalah etnis Armenia.

Pada tahun 2020, terjadi konflik selama 44 hari yang mengakibatkan kekalahan telak bagi Armenia setelah Azerbaijan menyerang negara tersebut dengan bantuan drone dan jet tempur F-16 Turki. Sekitar sepertiga wilayah Nagorno-Karabakh diklaim oleh Azerbaijan.

(blq/baca)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version