Jakarta, Pahami.id –
Saudi memutuskan untuk memberikan hibah 1.650.000 minyak mentah Suriah Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.
Hibah itu dilakukan atas komando Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al Saud.
Kepala Eksekutif Dana Pembangunan Sultan Al-Marshad dan Menteri Energi Suriah Mohammed Al Bashir menandatangani nota kesepahaman atau nota kesepahaman (MOU) pada hari Kamis (11/9).
Menurut laporan Badan Pers Saudi (SPA), hibah diberikan untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara dan upaya Saudi untuk mendukung operasi pabrik minyak Suriah.
“Tujuan ini juga termasuk mendukung pembangunan ekonomi, mengatasi tantangan ekonomi, mendorong pertumbuhan sektor yang penting, dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata laporan itu Spa.
“Hibah ini mencerminkan upaya berkelanjutan pemerintah Saudi untuk meningkatkan kehidupan rakyat Suriah dengan membangun hubungan dekat dengan Damaskus.
Saudi dan Suriah meningkatkan hubungan diplomatik mereka setelah rezim Bashir Al Assad digulingkan pada bulan Desember 2024.
Penggulingan itu dipimpin oleh kelompok bersenjata Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpin oleh Abu Mohammed al-Jolani alias Ahmed al-Sharaa, presiden Suriah saat ini.
Setelah menurunkan rezim Assad, pemerintah al-Sharaa mencoba membangun kembali hubungan diplomatik Suriah dengan negara-negara lain termasuk lembaga keuangan internasional.
Pemerintah baru juga mencari bantuan dari negara -negara Teluk untuk membiayai rekonstruksi infrastruktur Suriah setelah perang dan menghidupkan kembali ekonomi Damaskus.
(BLQ/RDS)