Jakarta, Pahami.id —
Presiden Republik Indonesia, Prabu Subiantobaru saja selesai menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) D-8 di Kairo, Mesir. Prabowo dan jajarannya menghadiri KTT pada 17-19 Desember pekan lalu.
Dalam pertemuan tersebut, pidato Prabowo menjadi sorotan. Sebab, saat menyampaikan pidato soal pembelaan Indonesia terhadap Palestina, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba keluar (WO).
Namun Indonesia dan Turki sudah merespons tindakan tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah (Roy) Soemirat mengatakan, tindakan WO seperti yang dilakukan Presiden Erdogan merupakan hal yang wajar di forum internasional.
“Biasanya para ketua delegasi banyak melakukan pertemuan paralel pada pertemuan internasional, termasuk melakukan pertemuan bilateral dengan ketua delegasi lain di ruangan lain,” kata Roy.
Apa itu KTT D-8?
KTT D-8 merupakan konferensi yang diselenggarakan oleh negara-negara mayoritas Muslim dengan perekonomian berkembang. Konferensi ini diadakan untuk memperkuat kerja sama ekonomi antar negara.
Seperti dilansir dari situs resminya, D-8 sendiri merupakan organisasi kerja sama ekonomi yang didirikan oleh Indonesia, Turki, Iran, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Mesir. Pembentukan organisasi ini secara resmi diumumkan dalam Deklarasi Istanbul yang diadakan pada tanggal 15 Juni 1997.
D-8 dibentuk untuk meningkatkan posisi tawar negara-negara anggota dalam perekonomian global, menciptakan peluang baru dalam hubungan perdagangan, meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan di tingkat internasional, dan meningkatkan taraf hidup negara-negara dengan perekonomian berkembang.
Dimulai dengan seminar
Pembentukan D-8 pada awalnya diprakarsai oleh mantan Perdana Menteri Turki, Prof. Dr. Necmettin Erbakan. Ide tersebut tercetus ketika ia menghadiri seminar bertajuk “Kerjasama Pembangunan” yang diadakan di Istanbul pada bulan Oktober 1996.
Seminar tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia, Turki, Iran, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Mesir. Dari sinilah terjalin hubungan negara-negara tersebut hingga membentuk organisasi D-8. Mereka berniat membentuk organisasi kerja sama ekonomi yang diisi negara-negara mayoritas Muslim.
Hingga akhirnya D-8 resmi terbentuk setahun kemudian yakni pada tahun 1997.
Meski keanggotaannya hanya terdiri dari beberapa negara, namun organisasi D-8 mengklaim sebagai organisasi global, bukan organisasi regional. Artinya, setiap negara di dunia berhak bergabung dalam organisasi tersebut jika berminat.
Organisasi D-8 sendiri bermarkas di Istanbul, Türkiye. Organisasi ini dipimpin oleh sekretaris jenderal. Sekretaris Jenderal D-8 saat ini adalah Duta Besar Isiaka Abdulqadir Imam yang berasal dari Nigeria.
(gas/bac)