anggota parlemen Irlandia Richard Boyd Barrett dicap Israel sebagai teroris dan apartheid.
Anggota parlemen dari partai People Before Profit mengatakan Israel adalah “negara kolonial pemukim apartheid” dan dibangun berdasarkan “pembersihan etnis”.
“Hal yang penting tentang Israel adalah, sebagai sebuah bangsa sejak tahun 1948, [negara ini] dibangun atas dasar pembersihan etnis, atas dasar kekerasan terhadap rakyat Palestina, atas pendudukan ilegal wilayah Palestina, atas dasar pencurian tanah Palestina yang terus berlanjut, pembersihan warga Palestina dari rumah dan desa mereka,” kata Barrett seperti dilansir Anatolia.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Apartheid merupakan sebuah aturan atau sistem yang pernah ada di Afrika Selatan dimana terjadi segregasi atau diskriminasi atas dasar ras.
Ia menambahkan, serangan Israel di Jalur Gaza merupakan “pembantaian” yang penuh dengan “kejahatan perang” dan “kejahatan terhadap kemanusiaan”.
Hingga saat ini, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 11.300 warga Palestina. Korbannya mencakup lebih dari 7.700 perempuan dan anak-anak.
|
Berbagai fasilitas umum rusak seperti rumah sakit, masjid, gereja hancur akibat serangan udara dan darat yang berlanjut sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, hampir 1.200 korban juga meninggal di Israel.
“Sulit untuk melihat kematian dan kehancuran, genosida yang dilakukan Israel terhadap seluruh penduduk Gaza. Ini adalah kejahatan perang. Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Ini adalah genosida. Ini adalah pembersihan etnis,” kata Barrett.
Sementara itu, para pemimpin Barat memihak Israel. Namun Barrett berdalih bahwa mereka sebenarnya mengetahui bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Padahal mereka tahu, lanjutnya, mereka memilih memberikan impunitas kepada Israel karena menguntungkan Barat.
Joe Biden memperjelas hal ini dalam sebuah komentar beberapa tahun lalu di mana dia berkata, ‘Jika Israel tidak ada, Amerika Serikat akan menciptakannya.’ “Ini adalah hubungan yang nyata. Negara-negara Barat menggunakan kekerasan Israel untuk menundukkan rakyat Palestina dan menguasai wilayah ini, dan kita harus menyerukan hal ini,” jelasnya.
Sebaliknya, Barrett memuji gerakan massa pro-Palestina di seluruh dunia. Menurutnya, masyarakat harus terus menekan pemerintah untuk “menuntut pengusiran duta besar Israel” dan penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Belajar dari pengalaman apartheid di Afrika Selatan, Aljazair yang terbebas dari kolonialisme, dan Irlandia yang sebagian besar sudah terbebas dari kolonialisme Inggris, ia yakin Palestina juga bisa merdeka.
“Hal ini bisa dilakukan, namun semua orang di dunia yang percaya pada kesopanan dan keadilan harus berdiri bersama rakyat Palestina di masa sulit ini,” kata Barrett.
(lainnya/DNA)