Site icon Pahami

Berita Ancaman Siklon, Warga Bali Diminta Siapkan Tas Khusus Barang Berharga

Berita Ancaman Siklon, Warga Bali Diminta Siapkan Tas Khusus Barang Berharga


Jakarta, Pahami.id

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali meminta masyarakat menyiapkan tas siap pakai untuk menyimpan barang berharga di tengah ancaman dampak topan 93S.

“Siapkan tindakan darurat bila perlu, rencana darurat, jadi kalau ada barang berharga, surat berharga, siapkan dalam satu tas, tas standby,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya di Denpasar, Selasa (16/12).

“Sehingga bila diperlukan evakuasi segera bisa segera dilakukan, agar tidak terendam seluruhnya,” lanjutnya.


Diketahui, Topan 93S mengancam Bali pada periode 11-18 Desember 2025, dimana dalam lima hari terakhir saja cuaca ekstrem menyebabkan banjir di lima kabupaten.

Atas kejadian tersebut, BPBD Bali meminta masyarakat mewaspadai bahwa bencana tidak lagi diperkirakan terjadi di kemudian hari, namun waktunya telah tiba sehingga harus bersiap baik dengan tas yang sudah disiapkan maupun peringatan informasi.

Jadi yang pertama tenang, setelah tenang baru bisa mencari informasi. Ikuti informasi cuaca, sekarang setiap desa tahu dari jam berapa sampai jam berapa akan turun hujan melalui aplikasi info BMKG, kata Gede Teja.

BPBD Bali juga menginstruksikan masyarakat untuk memahami tempat-tempat aman di sekitar tempat tinggalnya seperti jauh dari sungai sehingga ketika terjadi dampak Topan 93S, masyarakat dapat berlindung dan segera menghubungi BPBD.

BBPD di sini tidak pernah libur, selalu berusaha bersinergi dengan berbagai pihak untuk merespon termasuk kesiapan peralatan, alat penyedot, kemarin juga menyedot air cukup banyak, namun untuk jangka panjang perlu penyediaan infrastruktur yang lebih baik, katanya.

Bibit Topan 93S disebut berbeda dengan Rosby Wave yang menyebabkan banjir besar pada September 2025. Yang berbahaya, topan tersebut muncul saat Bali memasuki musim hujan, sehingga meski bergerak jauh dampaknya tetap berbahaya.

Namun, ia mengajak masyarakat untuk tidak menyalahkan sepenuhnya cuaca ekstrem tersebut, melainkan menyadari bahwa kapasitas lingkungan masih belum siap seperti belum mampu mengalirkan air dengan baik atau permasalahan sistem drainase dan permasalahan tata ruang.

“Iya perlu diperbaiki, baik drainase lama maupun baru, karena di drainase kita juga melihat ada sampah, selain lumpur juga ada sampah kabel, macam-macam,” kata Gede Teja.

(antara/gil)


Exit mobile version