Site icon Pahami

Berita Alasan Malaysia Peringatkan Warganya Waspada Bepergian ke Inggris


Jakarta, Pahami.id

Departemen Luar Negeri Malaysia meminta masyarakat menghindari kerumunan Bahasa inggris setelah kerusuhan anti migran dan anti Islam terus terjadi di Tanah Air.

Laporan dari BernamaKementerian Luar Negeri Malaysia memperingatkan warga negara tetangga di Inggris untuk tidak mendekati lokasi rawan protes dan tetap waspada serta mengikuti perkembangan terkini mengenai situasi di Inggris.

“Warga Malaysia yang tinggal atau bepergian di Inggris disarankan untuk menjauh dari area protes, waspada, dan mengikuti informasi dan panduan terkini yang diberikan oleh otoritas setempat,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia.


Imbauan ini disampaikan menyusul kerusuhan yang tengah melanda Inggris menyusul insiden penikaman tiga anak di Southport, Merseyside, pada Senin (29/7) pekan lalu.

Insiden penikaman itu terjadi di acara bertema Taylor Swift di sebuah sekolah tari di Southport. Tiga gadis yakni Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice Dasilva Agular (9) tewas akibat kejadian tersebut. Sepuluh orang lainnya juga terluka.

Kerusuhan terjadi setelah beredar rumor di media sosial bahwa pelaku penikaman adalah seorang imigran Muslim. Warga negara Inggris yang mayoritas beraliran kanan telah berdemonstrasi dengan menyasar para pencari suaka dan komunitas Muslim di beberapa wilayah Inggris.

Para pengunjuk rasa juga menyerang masjid dan menimbulkan kekacauan dengan menjarah toko-toko, merusak fasilitas umum, dan membakar mobil.

Faktanya, polisi telah mengidentifikasi bahwa pelaku penikaman bukanlah seorang imigran, melainkan seorang remaja berusia 17 tahun asal Banks, Lancashire, sekitar 8 kilometer dari lokasi penyerangan.

Pelaku lahir di Cardiff, ibu kota sekaligus kota terbesar di negara bagian Wales, Inggris. Polisi sejauh ini mendapatkan bukti bahwa penyebar rumor palsu tersebut adalah kelompok ekstrem sayap kanan.

Polisi Merseyside menduga Liga Pertahanan Inggris (EDL) menjadi dalang utama kerusuhan.

Seiring dengan kerusuhan tersebut, Malaysia menjadi negara pertama yang mengeluarkan peringatan kepada warganya di Inggris untuk selalu berhati-hati.

Menurut Statista, terdapat 35 ribu warga Malaysia yang tinggal di Inggris pada tahun 2021. Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Kementerian Luar Negeri Malaysia juga meminta warga negaranya di Inggris untuk mendaftar ke Komisi Tinggi Malaysia di London untuk mendapatkan informasi dan bantuan terkini jika situasi memburuk.

“Warga Malaysia yang belum mendaftar di Komisi Tinggi Malaysia di London sangat dianjurkan untuk segera mendaftar untuk memastikan mereka menerima informasi dan bantuan tepat waktu,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia.

(blq/dna)



Exit mobile version