Jakarta, Pahami.id —
Hamas sekali lagi menolak persyaratan baru Israel diusulkan dalam perundingan gencatan senjata Gaza, bahwa perundingan berakhir tanpa kesepakatan.
Delegasi Hamas meninggalkan lokasi perundingan di ibu kota Mesir, Kairo, setelah bertemu dengan mediator dan menerima informasi mengenai putaran terakhir perundingan.
Dua sumber keamanan Mesir mengatakan pembicaraan berakhir tanpa kesepakatan, karena baik Hamas maupun Israel tidak menyetujui kompromi yang diajukan mediator.
Lantas, apa yang menyebabkan perundingan gencatan senjata di Gaza kembali terhenti?
Dilaporkan Al JazeeraPokok perdebatan dalam perundingan tersebut adalah persoalan kehadiran Israel di Koridor Philadelphia, yang merupakan perbatasan sepanjang Jalur Gaza bagian selatan dengan Mesir.
Delegasi Hamas menuntut Israel mematuhi perjanjian pada 2 Juli tersebut, sejalan dengan proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden dan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Hamas mengaku siap melaksanakan perjanjian tersebut demi kepentingan rakyat Palestina, namun menekankan perlunya gencatan senjata permanen dan penarikan total seluruh pasukan Israel dari Gaza.
Hamas juga menekankan bahwa perjanjian gencatan senjata ini harus mencakup kebebasan kembalinya warga Gaza ke rumah mereka, bantuan dan rekonstruksi, serta perjanjian pertukaran tahanan.
Dalam hal ini, Hamas menyalahkan Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena memaksakan tuntutan baru dan sembrono untuk mencapai gencatan senjata.
Netanyahu dikatakan bersikukuh bahwa perang di Gaza akan terus berlanjut sampai kemenangan total atas Hamas tercapai.
Pembicaraan gencatan senjata selama sebulan juga gagal menghasilkan kesepakatan, meski pendudukan Israel di Gaza sudah berlangsung lebih dari 10 bulan.
Hingga saat ini, jumlah korban akibat invasi Israel di Gaza juga meningkat hingga lebih dari 40 ribu orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
(DNA/DNA)