Jakarta, Pahami.id —
Orang Asli adalah orang-orang asli di Australia. Mereka sudah lama mendiami negara benua bernama Negeri Kanguru.
Dilaporkan halaman resmi University of New South Wales, suku Aborigin tiba di Australia sekitar 50 ribu tahun yang lalu.
Selain suku Aborigin, ada juga suku lain yang dikenal dengan suku Aborigin di Australia. Mereka adalah penduduk Kepulauan Selat Torres. Dilansir Britannica, mereka juga termasuk suku pertama yang menghuni Australia sejak lama.
Lokasi tempat tinggal dan bahasa yang digunakan
Seperti namanya, Penduduk Kepulauan Selat Torres tinggal di Kepulauan Selat Torres. Selat Torres sendiri merupakan rangkaian pulau-pulau kecil yang terletak di selatan Papua Nugini dan utara Semenanjung Cape York. Kepulauan ini dibentuk oleh lebih dari 100 pulau-pulau kecil.
Sama seperti masyarakat Papua Nugini, masyarakat Selat Torres juga merupakan keturunan Melanesia. Sebab, keduanya mempunyai budaya, tradisi, dan adat istiadat yang sama.
Penduduk Kepulauan Selat Torres berbicara bahasa Kreol. Bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di dalam maupun di luar pulau. Namun selain bahasa Kreol, ada dua bahasa tradisional yang juga sering mereka gunakan. Kedua bahasa tersebut adalah Meriam Mir dan Kala Lagaw Ya.
Bahasa Cannon digunakan secara luas di Kepulauan Selat Torres bagian timur. Sedangkan bahasa Kala Lagaw Ya banyak digunakan di Kepulauan Selat Torres bagian tengah dan barat, dikutip dari Inggris.
Sistem ekonomi dan mata pencaharian
Penduduk Kepulauan Selat Torres masih menganut sistem barter dalam aktivitas ekonominya. Mereka kerap melakukan barter dengan berbagai barang, seperti cangkang penyu, cangkang mutiara, bulu, dan perlengkapan penunjang kehidupan lainnya.
Selain itu, Suku Selat Torres juga memiliki cara bertahan hidup yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kondisi geografis wilayah nusantara tempat mereka tinggal.
Penduduk Kepulauan Selat Torres yang mendiami Kepulauan Selat Torres bagian barat bertahan hidup dengan bertani. Pasalnya, kawasan ini terkenal subur karena didominasi tanah vulkanik.
Suku Selat Torres di kepulauan tengah umumnya bertahan hidup dengan mengandalkan sektor kelautan. Banyak di antara mereka yang menjadi nelayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, mereka yang menghuni pulau-pulau bagian barat bertahan hidup dengan berburu.
Suku Selat Torres juga mempunyai kepercayaan yang kuat terhadap nenek moyangnya. Mereka meyakini bahwa daratan, lautan, langit, dan makhluk hidup merupakan ciptaan nenek moyang mereka. Selain itu, mereka juga percaya dengan cerita Tagai. Tagai sendiri merupakan seorang nelayan sekaligus nenek moyang yang dipercaya sebagai pencipta dunia.
Meskipun penduduk Kepulauan Selat Torres merupakan suku asli di Australia, namun jumlah penduduknya masih kalah dibandingkan penduduk Aborigin. Pada tahun 2010 misalnya, jumlah penduduk suku ini hanya kurang dari 1 persen dari total penduduk di sana.
Berbeda dengan masyarakat Aborigin yang menyebut dirinya dengan berbagai nama, seperti Koori, Murri dan Nunga, penduduk Kepulauan Selat Torres lebih memilih menyebut dirinya dengan nama pulau tempat mereka tinggal.
Misalnya orang Pulau Meriam akan dipanggil Mer. Sedangkan orang dari Pulau Saibai akan dipanggil Saibai.
(gas/bac)