Site icon Pahami

Berita Ada 10 Orang Disanksi FK Unpad soal Bullying di PPDS Bedah Saraf RSHS


Bandung, Pahami.id

Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Padjadjaran (Buka pad) telah menjatuhkan sanksi kepada sedikitnya 10 orang yang diduga terlibat dalam perundungan atau intimidasi dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bedah saraf di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Dalam siaran pers yang diterima Kantor Humas Unpad, hukuman yang dijatuhkan kepada 10 terdakwa yang melakukan pelanggaran tersebut terbagi dalam tiga kategori, yaitu sanksi berat, sedang, dan ringan.

Pertama, penghentian studi terhadap pelaku intimidasi atau intimidasi (kategori pelanggaran berat) yang dikenakan kepada dua orang lanjut usia Sp1.


Kedua, hukuman berat terhadap dosen yang diduga sebagai pelaku intimidasi

Ketiga, perpanjangan masa studi bagi terduga pelaku intimidasi dengan kategori ringan hingga sedang digunakan untuk tujuh orang.

Selain itu, Dekan FK Unpad juga menyampaikan surat teguran dan teguran kepada Ketua Departemen dan Ketua Program Studi.

Dekan FK Unpad melalui Kepala Biro Humas Unpad, Dandi Supriadi mengatakan, baik dari tingkat rektorat, dekan fakultas, bahkan pimpinan rumah sakit pendidikan telah berupaya keras untuk meminimalisir gejala-gejala perundungan di bidang akademik. . lingkungan. Termasuk juga, lanjutnya, segera melakukan mitigasi dan penindakan terhadap dugaan tindakan perundungan di lingkungan akademik.

Artinya, upaya telah dilakukan oleh pimpinan Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran Unpad dan juga Universitas, namun kejadian kekerasan bullying masih saja terjadi, kata Dandi mewakili Dekan FK Unpad, Sabtu (17/8).

Meski begitu, kata Dandi, Dekan FK Unpadakan terus berupaya mengantisipasi kejadian perundungan di seluruh departemen kedokteran spesialis.

“Kami tidak akan lelah dan akan terus memberantas gejala-gejala perundungan di FK Unpad dan RS Hasan Sadikin,” ujarnya.

Dengan kejadian tersebut, Dekan Kedokteran Unpad mengaku sedih dan prihatin atas perundungan yang terjadi.

Fakultas Kedokteran Unpad dan Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai Perguruan Tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat di Indonesia sangat sedih dan prihatin dengan fenomena perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan khusus. lingkungan di Indonesia khususnya di Departemen Bedah Saraf,” ujarnya.

Dekan FK Unpad melalui Dandi mengatakan, pihaknya terus berupaya mengantisipasi tindakan perundungan. Meski begitu, mereka mengaku masih lalai dalam pengawasannya.

Upaya pemberantasan sudah dan terus dilakukan sejak lama namun belum membuahkan hasil yang menggembirakan, terjadi lagi dan lagi, ujarnya.

Sebelumnya, aksi perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran dokter spesialis Unpad terungkap dalam dokumen kajian etik dan hukum perundungan yang dilakukan dosen/konsultan terhadap mahasiswa yang diperoleh jurnalis, Jumat (16/8).

Kasus ini terungkap saat seorang mahasiswa bedah saraf Unpad pada Juni 2024.

Permohonan pengunduran diri mahasiswa tersebut kemudian dijelaskan oleh dekan sehingga terungkap dugaan adanya perundungan di lingkungan akademik. Dalam dokumen yang diterima CNNIndonesia.com Diketahui, Komite Etik, Disiplin, dan Anti-Bullying telah melakukan serangkaian tindakan termasuk mengidentifikasi permasalahan.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa mahasiswa diminta untuk menyewa kamar di hotel dekat RSHS selama enam bulan. Selain itu, mereka menghabiskan setidaknya Rp 65 juta per orang per bulan untuk sewa kamar hotel serta kebutuhan dan permintaan lansia.

Kebutuhan warga lanjut usia yang didanai meliputi hiburan, makanan dan minuman, sewa mobil, dan kebutuhan wingman.

Selain itu, dalam dokumen tersebut juga terungkap adanya dugaan kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan warga lanjut usia terhadap pelajar.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama RSHS, Rachim Dinata Marsidi mengatakan, hal tersebut memang terjadi dan telah dilakukan tindakan terhadap pelaku intimidasi. Dia mengatakan, kejadian itu terjadi di lingkungan pendidikan bagi ahli bedah saraf.

“Itu beberapa bulan lalu. Kejadiannya (di) dokter bedah syaraf,” kata Rachim, saat dihubungi, Jumat pekan lalu.

Rachim mengaku belum mengetahui persis bagaimana perundungan itu terjadi. Pasalnya, jabatan Direktur RSHS baru dijabatnya selama dua pekan. Namun, dia meyakinkan untuk menghilangkan perundungan di lingkungan dan melindungi para korban.

“Baiklah, kebijakannya lanjutkan dengan yang lama. Bullying sudah kita hilangkan. Yang bersangkutan sekarang kita teguran. Fakultas kedokterannya sudah dikembalikan. Jadi kita kembalikan ke sana,” ujarnya.

(csr/anak-anak)


Exit mobile version