Site icon Pahami

Berita 9 Tewas, Korban Dibawa ke RS Indonesia


Jakarta, Pahami.id

Sembilan orang terbunuh dan yang lainnya terluka setelah serangan itu diluncurkan oleh Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, PalestinaSabtu (3/15).

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, serangan teroris Israel ke wilayah itu telah menjadi insiden terburuk sejak gencatan senjata mulai berlaku pada Januari 2025.

“Beberapa orang, beberapa yang menderita cedera kritis, telah diangkut ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza,” kata pernyataan resmi Kementerian Kesehatan CNN.


Sementara itu, tentara Israel mengklaim serangan itu ditujukan untuk menyerang dua ‘teroris’ di daerah Beit Lahia. Israel mengklaim dua target mereka telah menyebabkan ancaman terhadap tentara IDF.

“Sejumlah teroris mengumpulkan peralatan beroperasi tanpa pengemudi dan memasuki kendaraan. IDF menyerang teroris,” kata militer Israel.

Operasi genosida Israel di Gaza terus berlanjut sejak gencatan senjata dimulai.

Sebelumnya, Israel dan Kelompok Kemerdekaan Hamas Palestina akan memulai negosiasi untuk fase kedua gencatan senjata di Jalur Gaza setelah stagnan setelah secara resmi berakhir 1 Maret.

Fase pertama dari fase pertama senjata Israel-Hamas berakhir pada 1 Maret setelah 19 Januari. Kedua belah pihak tidak melanjutkan fase kedua karena Israel bersikeras memperluas fase pertama hanya 42 hari.

Fase pertama itu sendiri adalah utusan khusus yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff. Witkoff mengusulkan agar gencatan senjata pertama diperpanjang selama 50 hari sampai liburan Ramadhan dan Paskah.

Hamas menolak proposal ini. Hamas menghargai bahwa Israel hanya ingin warganya dibebaskan tetapi masih ingin melanjutkan perang. Hamas menekankan bahwa partainya hanya akan setuju untuk melanjutkan gencatan senjata ke fase kedua, yang termasuk kesepakatan tentang gencatan senjata permanen.

Di bawah fase pertama, Hamas telah melepaskan 25 tebusan dan delapan mayat. Sementara itu, Tel Aviv mengeluarkan sekitar 1.800 warga Palestina yang ditahan di berbagai penjara Israel.

(Tim/dal)


Exit mobile version