Site icon Pahami

Berita 7 Peristiwa Dunia yang Paling Menggemparkan Sepanjang 2024

Jakarta, Pahami.id

Rentetan peristiwa politik memanas hingga berujung perang akan terus mewarnai sepanjang tahun 2024.

timur tengah Tahun ini masih menjadi perhatian dunia internasional, mulai dari agresi Israel yang tiada henti di Palestina hingga perang rudal Iran-Israel.

Banyak pengamat khawatir konflik di Timur Tengah dapat mengganggu stabilitas global.


Di Asia, peristiwa politik paling dramatis mengguncang negara-negara seperti Bangladesh dan Korea Selatan.

Tahun ini juga seperti tahun politik global karena banyak negara menyelenggarakan pemilihan umum termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.

Berikut rangkuman kejadian mengejutkan sepanjang tahun 2024 CNNIndonesia.com

1. Perang rudal Iran-Israel

Iran dan Israel terlibat perang rudal hingga tahun 2024.

Perang terjadi setelah pasukan Israel mengebom fasilitas diplomatik Iran di Suriah pada 1 April. Serangan itu menewaskan dua komandan pasukan khusus dan empat perwira militer Iran.

Iran tidak tinggal diam. Dua minggu kemudian mereka meluncurkan ratusan rudal langsung ke Israel.

Serangan itu digagalkan karena sekutu dekat Israel, Amerika Serikat dan Yordania, disebut membantu mencegat rudal Iran.

Kemudian pada 19 April, Israel kembali menyerang Iran. Mereka menyerang fasilitas militer negara musuhnya.

Serangan tersebut menyebabkan Iran menutup wilayah udaranya dan segera mengaktifkan sistem pertahanan udaranya. Pemerintah telah berulang kali menyatakan bahwa mereka akan menanggapi Israel dengan lebih keras.

Di tengah kemarahan Iran, mereka kehilangan Presiden Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan pesawat pada bulan Mei.

Kemudian pada bulan Juli, Iran menjadi semakin marah terhadap Israel setelah bos Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam operasi pasukan Zionis di Teheran. Hamas adalah milisi yang dilaporkan menerima dukungan dan pelatihan dari Iran.

Kemarahan mereka belum mereda, Israel membunuh kepala milisi Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada bulan September. Operasi ini juga menewaskan utusan umum Iran.

Iran sangat marah dan membalas Israel dengan meluncurkan 200 rudal balistik hipersonik pada 1 Oktober.

Serangan ini menghantam sistem pertahanan tercanggih Negara Zionis, Iron Dome.

“Beri tahu saya [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu mengatakan bahwa Iran bukanlah negara yang suka berperang, namun Iran berdiri teguh melawan ancaman apa pun,” kata Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

Israel menganggap respons Iran sebagai serangan rudal terbesar dalam sejarah. Beberapa minggu kemudian, tentara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melancarkan serangan lain.

Mereka menyerang empat kota di Iran dan menargetkan fasilitas militer termasuk gudang senjata dan lokasi pengembangan nuklir.

2. Israel menginvasi Lebanon

Di tengah agresi di Palestina dan konflik yang memanas dengan Iran, Israel melancarkan invasi ke Lebanon.

Serangan intensif mereka diketahui ketika ribuan pager meledak di Lebanon pada 17 September. Israel dianggap sebagai dalang kejadian ini.

Tak lama kemudian, Israel membunuh komandan strategis Hizbullah Hassan Nasrallah.

Saat itu, Menteri Pertahanan Israel Yoava Gallant bahkan menyebut negaranya sedang memasuki fase perang baru.

Kemudian pada tanggal 1 Oktober, Israel melancarkan invasi ke Lebanon selatan. Mereka mengaku hanya menargetkan infrastruktur Hizbullah.

Namun kenyataannya tentara Israel melepaskan tembakan ke kamp pengungsi dan menyerang pos pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

3. Revolusi Gen Z di Bangladesh

Bangladesh menjadi sorotan dunia karena demonstrasi besar-besaran yang berhasil menggulingkan Perdana Menteri Sheikh Hasina (76) pada Agustus lalu.

Demonstrasi ini dijuluki revolusi Gen Z. Pesertanya termasuk pelajar perempuan berusia 18 hingga 23 tahun.

Protes Gen Z telah menyebar sejak Juli lalu. Saat itu, mereka menuntut penghapusan kuota pegawai negeri sipil (PNS) bagi keluarga pejuang yang dianggap diskriminatif.

Kuota PNS ini merupakan cara Hasina mempertahankan kekuasaan dengan menempatkan pendukungnya di lembaga pemerintahan.

Sistem kuota muncul ketika Bangladesh menghadapi tingkat pengangguran yang meningkat drastis, kurangnya kesempatan kerja bagi masyarakat, dan melemahnya perekonomian.

Di Bangladesh, lebih dari 30 juta orang tidak memiliki pekerjaan atau pendidikan.

Demonstrasi kuota PNS yang dimulai secara damai berakhir dengan kerusuhan dan menewaskan sekitar 300 orang. Saat itu, aparat keamanan menembakkan peluru karet dan banyak juga pengunjuk rasa yang membawa tongkat.

Hasina kemudian menyalahkan pihak oposisi dan memutus jaringan internet di seluruh negeri.

Kematian pengunjuk rasa memicu para mahasiswa untuk melakukan aksi lain. Mereka tidak puas dengan tindakan pemerintah dan menuntut Hasina mundur.

Para pengunjuk rasa kemudian bergegas ke Istana PM di Dhaka. Hasina kemudian mengundurkan diri dan melarikan diri ke luar negeri.

Profesor yang mempelajari isu kekerasan politik dari Cornell University, Sabrina Karim mengatakan, api revolusi menjalar di kalangan anak muda ketika mereka melihat temannya terbunuh.

Semangat perubahan ini tidak bisa dihentikan dengan jam malam atau pembatasan internet.

“Ini mungkin revolusi pertama yang dipimpin oleh Generasi Z yang sukses,” kata Karim CNN.

Bersambung di halaman berikutnya…

4. Trump menembak dan memenangkan Pemilihan Presiden AS

Donald Trump juga menjadi sorotan dunia karena ia ditembak saat berkampanye pemilu Amerika Serikat di Pennsylvania pada Juli lalu.

Ia mengalami cedera pada telinga kanannya. Foto Trump mengepalkan tinjunya usai ditembak menjadi viral di media sosial.

Sejumlah pengamat menilai insiden tersebut membuat nama Trump terangkat saat Partai Demokrat sibuk mempertanyakan calon presidennya.

Pemilu di AS berlangsung pada bulan November. Trump mengalahkan kandidat Demokrat Kamala Harris. Dia memperoleh lebih dari 51 persen suara populer dan 299 suara elektoral.

5. Drama darurat militer Korea Selatan

Korea Selatan mengalami peristiwa politik paling dramatis sejak Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer pada 3 Desember.

Yoon mengatakan darurat militer harus diterapkan untuk melindungi negara dan kekuatan anti-negara yang ingin menghancurkan Korea Selatan. Kekuatan anti-negara yang dimaksud adalah oposisi yang menguasai parlemen, katanya Pemberita Korea.

Darurat militer memicu kecaman, kekacauan, dan bahkan demonstrasi massal dari warga Korea Selatan. Mereka menuntut Yoon mengundurkan diri atau diadili.

Kemudian pada 14 Desember, parlemen berhasil memakzulkan Yoon melalui pemungutan suara.

Setelah pemecatan tersebut, Yoon dibebastugaskan dari tugas dan wewenangnya sebagai presiden. Jabatan ini untuk sementara dipegang oleh Perdana Menteri Han Duck Soo hingga Mahkamah Konstitusi Korea Selatan memutuskan status penuntutannya.

Saat ini, status pemakzulan sedang diproses oleh MK Korea Selatan dan memakan waktu hingga 6 bulan.

Yoon juga sedang diselidiki atas dugaan pemberontakan dan pengkhianatan setelah darurat militer.

6. Rezim Assad jatuh

Kembali lagi ke Timur Tengah. Pemerintahan 24 tahun Presiden Suriah Bashar Al Assad runtuh dalam beberapa hari.

Sejak akhir November, milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) melancarkan serangan ke Suriah. Kemudian pada awal Desember mereka berhasil menguasai kota terbesar kedua, Aleppo.

Aleppo juga merupakan pintu gerbang bagi milisi untuk menyerang dan menguasai Damaskus.

Pada tanggal 8 Desember mereka berhasil menguasai Damaskus dan menyatakan jatuhnya rezim Assad. Dia dan keluarganya melarikan diri ke Rusia.

Lebih dari seminggu setelah Suriah diambil alih oleh HTS, Assad belum angkat bicara. Kemudian pada 16 Desember, dia mengeluarkan pernyataan pertamanya.

Assad menyebut milisi yang saat ini menguasai Suriah sebagai teroris. Selama ini ia kerap melabeli siapapun yang menentang pemerintahannya sebagai teroris.

“Ketika suatu negara jatuh ke tangan terorisme dan kemampuan memberikan kontribusi hilang, posisi apapun menjadi tidak berguna,” ujarnya dalam siaran resmi, Senin (16/12), dikutip AFP.

Assad juga membantah dia meninggalkan Damaskus ketika milisi menyerang ibu kota Suriah.

“Keberangkatan saya dari Suriah tidak direncanakan dan tidak terjadi pada jam-jam terakhir pertempuran,” ujarnya.

7. Desember berwarna abu-abu di Kazakhstan hingga Korea Selatan

Desember merupakan bulan paling kelabu bagi dunia dirgantara di beberapa negara.

Beberapa kecelakaan pesawat penumpang terjadi pada bulan itu. Yang terparah adalah kecelakaan Azerbaijan Airlines dan maskapai Korea Selatan Jeju Airlines. Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan menewaskan 39 orang setelah terkena rudal Rusia.

Jeju Airlines meledak dan menewaskan 179 orang setelah melakukan pendaratan darurat di Bandara Muan, Korea Selatan, diduga setelah menabrak seekor burung hingga menyebabkan mati mesin. Roda depan juga tidak berfungsi sehingga pesawat tidak bisa mengerem saat mendarat dan menabrak beton lalu meledak.

Sebuah pesawat Air France juga mengalami masalah darurat dan kembali ke Paris karena masalah mesin. Begitu pula dengan pesawat KLM Belanda yang melakukan pendaratan darurat.



Exit mobile version