Site icon Pahami

Berita 6 Remaja Divonis Kasus Pemenggalan Kepala Guru di Prancis


Jakarta, Pahami.id

Enam remaja divonis bersalah dalam kasus pemenggalan kepala guru sejarah Samuel Patty pada tahun 2020. Pengadilan Prancis pada Jumat (12/8) memutuskan enam remaja tersebut bersalah atas kematian Paty yang menggemparkan dunia.

Samuel Paty pada Oktober 2020 ditikam dan dipenggal oleh ekstremis karena menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Hal ini terjadi setelah dia meninggalkan sekolah Conflans-Sainte-Honorine di pinggiran kota Paris.


Persidangan dilakukan secara tertutup dengan mempertimbangkan usia terdakwa yang masih muda, antara 13 hingga 15 tahun, pada saat kejadian.

Seorang gadis remaja dinyatakan bersalah karena membuat tuduhan palsu dan komentar yang memfitnah. Dia dinyatakan bersalah karena memberi tahu orang tuanya bahwa Paty meminta siswa Muslim tersebut meninggalkan ruangan sebelum menunjukkan karikatur tersebut.

Dalam penggeledahan, seperti dilansir Reuters pada 8 Desember, gadis remaja berusia 13 tahun saat itu sebenarnya tidak ada di kelas. Perilaku itu membuatnya mendapat skorsing 18 bulan.

Sementara itu, lima remaja lainnya dinyatakan bersalah atas dakwaan terkait, ikut serta dalam konspirasi kriminal terencana dan membantu mempersiapkan penyergapan.

[Gambas:Video CNN]

Pengadilan memutuskan remaja tersebut, yang berusia 14-15 tahun pada saat pembunuhan tersebut, bersalah karena mengungkapkan keberadaan Paty kepada pembunuhnya dengan imbalan uang.

Empat dari lima remaja menerima hukuman percobaan antara 14 dan 18 bulan. Sementara satu orang lagi divonis dua tahun penjara, namun hukumannya ditangguhkan 18 bulan.

Jadi, remaja tersebut akan dibebaskan dengan label elektronik dalam enam bulan ke depan.

Samuel Paty terbunuh setelah beredar pesan di media sosial bahwa gurunya memperlihatkan kartun Nabi Muhammad dari majalah satir Charlie Hebdo saat mengajar di kelas.

Kebanyakan umat Islam menghindari penggambaran nabi karena menganggapnya menghujat. Sehingga, materi pelajaran Paty membuat marah orang tua siswa dan memicu kemarahan di media sosial.

Paty kemudian dibunuh oleh Abdullakh Anzorov, 18 tahun. Dia mengatakan dia melakukannya sebagai balas dendam karena Paty menunjukkan kepadanya gambar kartun Muhammad yang aslinya dicetak oleh majalah Charlie Hebdo.

Abdoullakh Anzorov ditembak mati oleh polisi tak lama setelah dia memenggal kepala Paty.

Pembunuhan Paty telah memicu curahan emosi di Prancis, dengan puluhan ribu orang berdemonstrasi di seluruh negeri untuk membela kebebasan berpendapat.

Para pendidik melihatnya sebagai serangan terhadap nilai-nilai inti yang telah diajarkan guru kepada siswa selama beberapa generasi, termasuk pemisahan gereja dan negara serta hak untuk melakukan penistaan ​​agama.

(Reuters/Kris)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version