Site icon Pahami

Berita 4 Kejahatan Israel yang Ganggu Aktivitas di Masjid Al Aqsa

Berita 4 Kejahatan Israel yang Ganggu Aktivitas di Masjid Al Aqsa

Jakarta, Pahami.id

Masjid Al Aqsa Yerusalem, Palestina, kembali menjadi sorotan setelah situs suci ketiga umat Islam terancam runtuh akibat pembangunan bawah tanah Israel.

Beberapa pihak menilai penggalian yang dilakukan Israel di sekitar Masjid Al Aqsa tidak berdasarkan kajian ilmiah dan disebut hanya dilakukan untuk mengganggu dan merusak rumah ibadah umat Islam.


Namun selain melakukan penggalian, Israel juga kerap bertindak sewenang-wenang dan melakukan “penyerangan” sehingga menyulitkan umat Islam, khususnya warga Palestina, untuk beribadah di Masjid Al Aqsa.

Berikut beberapa kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap Masjid Al Aqsa.

1. Konstruksi bawah tanah

Penggalian di bawah Masjid Al-Aqsa oleh Israel telah berlangsung bertahun-tahun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan runtuhnya beberapa bangunan bersejarah yang disakralkan umat Islam di seluruh dunia.

Hal ini disampaikan oleh pemerintah Yerusalem yang memperingatkan akan lebih banyak bahaya dari penggalian yang dilakukan Israel.

Penasihat Gubernur Yerusalem Marouf al-Rifai memperingatkan Israel untuk tidak melanjutkan penggalian yang telah berlangsung sejak tahun 1967 di sekitar Masjid Al Aqsa, terutama penggalian terowongan yang menghubungkan beberapa situs bersejarah.

Al-Rifai memperingatkan bahwa penggalian dapat menghancurkan beberapa bangunan penting Palestina, seperti rumah bersejarah dan sekolah kuno. Penggalian juga dapat berdampak pada tanah di bawah Masjid Al-Aqsa, sehingga dapat mengancam stabilitas fondasinya.

Sejauh ini, Israel bersikukuh bahwa penggalian tersebut dilakukan untuk tujuan penelitian dan artefak kuno. Israel selalu menyatakan bahwa “penggalian arkeologi yang dilakukan Israel selama bertahun-tahun di dekat Bukit Bait Suci adalah upaya ilmiah dan budaya yang terpuji,” seperti yang ditulis oleh Pusat Keamanan dan Luar Negeri Yerusalem.

Pada tahun 2023, pemerintah Israel menggali terowongan di bawah Masjid Al Aqsa. Penggalian terowongan ini sudah berlangsung lama sehingga menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya terowongan ini perlahan tapi pasti menghancurkan pondasi bangunan masjid.

Menurut kantor berita Turki, Agensi Anadoluarkeolog Jamal Amro mengatakan Israel telah menggali terowongan sejak tahun 1967. “Sejak tahun 1967, Israel telah melakukan lebih dari 100 penggalian di bawah kota kuno tersebut yang diduga untuk drainase air hujan,” kata Prof Amro, Rabu (29/7/2022) lalu.

Baca di halaman berikutnya >>>

2. Serangan jemaah

Tidak cukup hanya menggali terowongan, orang-orang Yahudi juga kerap menyerang orang-orang yang salat atau berkunjung ke Masjid Al Aqsa.

Misalnya, pada Mei 2021, pasukan Israel menyerbu kompleks Al Aqsa menggunakan gas air mata, peluru baja berlapis karet, dan granat tangan terhadap jamaah selama bulan Ramadhan.

Setahun yang lalu, lebih dari 300 warga Palestina ditangkap, 170 di antaranya terluka, ketika tentara Israel juga melancarkan serangan di bulan Ramadhan.

3. Ibadah Talmud

Pada bulan Maret 2022, aktivis Yahudi Raphael Morris memutuskan untuk memasuki Al Aqsa dan berdoa Talmud. Dia masuk ke sana setelah menyamar sebagai seorang Muslim. Pria berusia 26 tahun ini mengganti pakaian Yahudi ortodoksnya dengan thobe, pakaian tradisional yang banyak dikenakan oleh pria Palestina.

Kelompok pemukiman Yahudi terus menargetkan al-Aqsa. Tindakan mereka mendapat dukungan penuh dari pemerintah pendudukan Israel.

4. Menteri mengundang orang-orang Yahudi untuk datang ke Al Aqsa

Namun yang paling meresahkan adalah ketika Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi kompleks Al Aqsa secara terbuka. Ia mengajak penduduk Yahudi berbondong-bondong berkunjung dan beribadah. Tur tersebut dilakukan pada Hari Raya Paskah yang juga bertepatan dengan bulan suci Ramadhan tahun lalu.

“Temple Mount (versi Yahudi dari istilah kompleks Al Aqsa) adalah tempat paling penting bagi Israel, dan kami menekankan kebebasan bagi umat Islam dan Kristen,” kata Ben-Gvir.

Setelah berhasil melakukan provokasi, dan tidak mendapat tindakan dari pemerintah, Ben Gvir yang dikenal rasis kembali melakukannya pada Agustus 2025.

Dilaporkan Reutersbeberapa video diunggah oleh organisasi Yahudi bernama Temple Mount Administration Ben-Gvir Administration yang memimpin kelompok yang mengunjungi kompleks al-Aqsa bersama ribuan orang Yahudi. Ben-Gvir salat di Masjid Al-Aqsa dan menyatakan bahwa umat Yahudi boleh beribadah di Masjid Al-Aqsa.

Bahkan ada kelompok Yahudi di Temple Mount yang mengadakan sayembara berhadiah uang tunai bagi umat Yahudi yang berani datang ke Masjid Al Aqsa untuk melakukan ritual keagamaan dengan mengorbankan kambing.

Padahal, Masjid Al Aqsa sudah berstatus quo sejak abad ke-19. Status quo ini menyatakan bahwa umat Islam mempunyai kendali penuh atas Masjid Al Aqsa, hanya umat Islam yang diperbolehkan beribadah di masjid ini. Namun ketentuan tersebut sengaja dilanggar oleh Israel.



Exit mobile version