Jakarta, Pahami.id —
Polisi Rhode Island di Amerika Serikat belum menangkap dan belum mengetahui identitas pelaku penembakan di dalam Universitas Coklat yang menewaskan dua pelajar dan melukai sembilan lainnya pada Sabtu (13/12).
Empat hari setelah penembakan, polisi Rhode Island merilis rekaman CCTV tambahan dari pria yang diyakini sebagai penyerang. Namun hingga kini pihak belum bisa memastikan identitas, motif, maupun keberadaan pelaku. Ini disebut sebagai perburuan terlama yang dilakukan polisi AS dalam memburu pelaku penembakan.
“Kami belum tahu siapa yang kami cari,” kata Jaksa Agung Rhode Island Peter F. Neronha, dalam konferensi pers, Selasa (16/12) waktu setempat.
Video CCTV terbaru yang dibagikan aparat penegak hukum memperlihatkan kronologis pergerakan pria berjas gelap dan wajah bertopeng. Ia terlihat berjalan di sekitar pemukiman warga dekat kampus pada Sabtu pagi, beberapa jam sebelum ia melepaskan tembakan pada sore harinya.
Wajah pria kekar itu tetap tertutup seluruh rekaman CCTV yang didapat sehingga sulit untuk mengidentifikasinya.
“Perhatikan gerakan tubuhnya, cara dia mengayunkan lengannya, postur tubuhnya, dan cara dia membawa beban. Menurut saya pola gerakan ini penting dan dapat membantu mengidentifikasi individu.”
Rekaman menunjukkan tersangka pelaku berjalan di lingkungan dekat kampus pada pukul 10.30 pagi pada hari kejadian, yang terjadi sekitar pukul 4 sore pada hari Sabtu di sebuah gedung teknik di kampus. “Dua pelajar tewas dan sembilan lainnya terluka,” kata Kepala Polisi Providence Kolonel Oscar Perez seperti dikutip Waktu New York.
“Kami yakin dia sebenarnya mengintai daerah tersebut, sesuatu yang biasa dilakukan penjahat,” kata Perez. Dia meminta warga memeriksa rekaman tersebut setidaknya selama seminggu sebelumnya, dengan harapan pelaku sudah berada di lingkungan sekitar sebelum penembakan dan bisa menampakkan wajahnya.
Biro Investigasi Federal (FBI) juga membagikan kompilasi rekaman video yang sama, sebagian besar dari kamera keamanan rumah di sekitar kampus. Gambar tersebut menunjukkan seorang pria berjalan, mondar-mandir, dan terkadang berlari melalui jalan perumahan, sebelum dan segera setelah penembakan. Dalam beberapa rekaman, pria tersebut terlihat membawa tas selempang, sementara di rekaman lainnya tidak.
Meskipun tidak memiliki petunjuk konkrit, para pejabat masih menyatakan keyakinannya bahwa mereka pada akhirnya akan menangkap para pelakunya. Mereka juga berusaha meyakinkan komunitas Providence yang cemas, serta siapa pun yang masih berada di kampus Brown yang kini hampir kosong.
Kampus bahkan membatalkan masa ujian akhir akibat kejadian ini, dan sebagian besar mahasiswa meninggalkan kampus untuk liburan musim dingin.
“Setelah kami mengidentifikasi siapa orang ini, saya yakin kami akan dapat menemukannya,” kata Neronha.
“Sangat sulit untuk bersembunyi di negara ini.”
Pada hari penembakan, pelaku memasuki gedung Barus dan Holley di kampus. Para pelaku menyerang sebuah ruang kelas di bagian gedung yang lebih tua yang kameranya lebih sedikit. Tidak ada yang mencatat serangan atau tersangka pelakunya.
“Gedung ini berada di pinggir kampus Brown. Lokasi penembakan berada di ujung gedung. Tidak ada rekaman yang menggambarkan individu ini, yang berguna untuk mengidentifikasi dia, yang belum kami rilis ke publik,” kata Neronha.
Aparat penegak hukum juga mengatakan tidak ada tanda-tanda adanya pihak lain yang terlibat dalam penyerangan tersebut.
Polisi menangkap seorang pria yang diduga tersangka pada Minggu (14/12), namun kemudian dibebaskan. Pihak berwenang mengatakan pria itu tidak ada hubungannya dengan kejahatan tersebut.
Sedangkan dua korban penembakan, Mukhammad Aziz Umurzokov, berusia 18 tahun dan berasal dari Virginia. Keluarganya berimigrasi ke Amerika Serikat dari Uzbekistan pada tahun 2011.
Sementara itu, Ella Cook, mahasiswa tahun kedua dari Alabama, 19, dikenal sebagai pianis berbakat dan merupakan wakil presiden Klub Partai Republik di universitas tersebut.
Menanggapi pertanyaan wartawan, Kapolres Perez mengatakan, sejauh ini penyidik belum memiliki bukti bahwa Cook menjadi sasaran para pelaku, meski ada spekulasi di kalangan sayap kanan.
Brown University belum merilis identitas sembilan mahasiswa lainnya yang terluka. Namun, menurut departemen kesehatan universitas, dua di antara mereka telah keluar dari rumah sakit, sementara sebagian besar lainnya berada dalam kondisi kritis namun stabil.
(rds/bac)

