Site icon Pahami

Berita 3 Calon Presiden yang Bertarung di Pilpres Taiwan 2024

Daftar isi


Jakarta, Pahami.id

Taiwan akan menggelar pemilihan presiden pada Sabtu (13/1). Pemilihan presiden diadakan di bawah bayang-bayang pengawasan Cina yang akhir-akhir ini semakin ketat.

Tiga calon presiden akan bersaing memperebutkan kursi presiden Taiwan menggantikan Tsai Ing Wen yang telah menjabat dua periode sejak Mei 2016.

Beberapa isu hangat dalam pemilu Taiwan antara lain hubungan dengan Tiongkok, kebijakan ekonomi, dan insentif bagi kaum muda.


Berikut tiga calon presiden yang akan bersaing dalam pemilihan presiden Taiwan.

1. Lai Ching-te

Lai Ching-te adalah calon presiden Taiwan dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang baru-baru ini memimpin pemilu menjelang pemilu.

Pada pemilu kali ini, Lai Ching-te berpasangan dengan Hsiao Bi-khim sebagai calon wakil presiden.

Lai, yang kuliah di Universitas Harvard, pernah duduk di parlemen dan menjabat sebagai walikota provinsi Tainan.

Lai disebut-sebut lebih vokal dibandingkan Tsai soal kemerdekaan Taiwan. Beijing sebelumnya mengkritik Lai dan Hsiao, menyebut mereka berdua sebagai “duo kemerdekaan yang berbahaya”.

Dalam kampanyenya, Lai menjanjikan dukungan “tak tergoyahkan” untuk mempertahankan status quo di Selat Taiwan.

“Perdamaian tidak ternilai harganya. Saya siap membuka pintu pertukaran dan kerja sama dengan Tiongkok, dengan syarat kesetaraan dan martabat,” kata Lai dalam kampanyenya beberapa waktu lalu.

Dia juga berjanji untuk menaikkan gaji, memotong pajak dan menyediakan lebih banyak perumahan sosial untuk menarik pemilih muda.

2. Hou Yu-ih

Hou Yu-ih adalah mantan kepala polisi dan walikota New Taipei. Dia adalah kandidat dari partai oposisi utama Kuomintang (KMT) yang bersahabat dengan Beijing.

Pria berusia 66 tahun ini memasuki dunia politik pada tahun 2010, ketika ia diangkat menjadi wakil walikota New Taipei City. Ia mengalahkan tokoh DPP pada Pilkada 2018 untuk memimpin kota tersebut.

Hou menyebut pemilu itu sebagai pilihan antara “perang dan perdamaian.” Dia mengatakan karirnya selama tiga dekade di bidang penegakan hukum akan memungkinkan dia untuk “melindungi Taiwan.

“Saya bisa menjaga perdamaian di Selat Taiwan dan saya akan melakukan yang terbaik untuk menghindari perang sehingga semua orang bisa hidup damai,” katanya pada kampanye baru-baru ini.

3. Ko Wen-je

Ko Wen-je mendirikan Partai Rakyat Taiwan (TPP) pada tahun 2019, sebagai alternatif dari dua kubu politik dominan.

Sebagai mantan ahli bedah, ia memasuki dunia politik ketika pertama kali mencalonkan diri sebagai walikota Taipei dan menang pada tahun 2014.

Dikenal dengan julukan “Ko P”, ia menyebut dirinya sebagai alternatif yang “masuk akal dan pragmatis” terhadap dua partai utama Taiwan.

Mengenai hubungan dengan Tiongkok, Ko mengatakan bahwa hubungan antara pemerintah yang dipimpin DPP dan Beijing menemui jalan buntu.

Dia juga setuju untuk memperkuat kemampuan pertahanan diri Taiwan, untuk membuat Tiongkok melihat bahwa “perang harus dibayar mahal”. Namun ia juga menekankan bahwa “komunikasi dapat mencegah kegagalan.”

(DNA/DNA)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version