Jakarta, Pahami.id —
Negara-negara tetangga Cina menyatakan keprihatinannya terhadap pembangunan bendungan raksasa di Tibet yang dinilai mengancam keseimbangan ekosistem.
India mengkritik proyek bendungan Yarlung Tsangpo, dan para analis India khawatir bahwa sungai Brahmaputra adalah “bom air” dengan pelepasan air secara tiba-tiba yang memicu banjir besar di Assam dan Arunachal Pradesh.
Sementara itu, Bangladesh mempunyai kekhawatiran besar terhadap bendungan Tiongkok, yang mengganggu aliran sedimen yang mengancam ketahanan pangan dan mempercepat penurunan tingkat delta.
Proyek-proyek tersebut juga dikhawatirkan akan memperburuk dampak perubahan iklim akibat besarnya skala pembangunan dan perubahan aliran sungai.
Selain bendungan Yarlung Tsangpo, China juga punya bendungan raksasa yang berpotensi mengkhawatirkan dunia karena bisa memperburuk perubahan iklim dan memicu gempa bumi.
Berikut tiga bendungan raksasa Tiongkok yang membuat dunia waspada.
1. Bendungan Jinping-I
Luncurkan situsnya InggrisBendungan Jinping-I adalah bendungan lengkung ganda tertinggi di dunia yang dibangun di Bendungan Jinping Sungai Yalong, Provinsi Sichuan.
Bendungan Jinping-I tercatat sebagai bendungan buatan tertinggi di dunia, mencapai ketinggian maksimum 305 meter (1.000 kaki), 5 meter (16 kaki) lebih tinggi dari Menara Eiffel di Paris.
Proyek ini dimulai pada tahun 2005, dan mulai beroperasi pada tahun 2013 sebagai bagian dari program Transfer Listrik Barat-Timur Tiongkok untuk memasok energi ke wilayah timur yang berpenduduk padat.
Pembangkit listrik tersebut memiliki enam unit dengan total kapasitas 3.600 megawatt dan mampu menghasilkan lebih dari 16 miliar kilowatt-jam listrik per tahun.
Meskipun dipuji sebagai pencapaian teknologi yang besar, konstruksi tersebut memicu permasalahan lingkungan, termasuk relokasi sekitar 7.000 penduduk dan ratusan gempa kecil terkait dengan pengisian waduk.
Bersambung di halaman berikutnya…
2. Bendungan Tiga Ngarai
Bendungan Tiga Ngarai merupakan proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia yang dibangun di Sungai Yangtze, Provinsi Hubei, Tiongkok.
Proyek yang dimulai pada tahun 1994 ini dirancang untuk menghasilkan listrik, mengendalikan banjir dan menjadi simbol kemajuan teknologi negara tersebut dengan biaya sekitar 200 miliar yuan (sekitar Rp 440 triliun) dan membuat lebih dari satu juta penduduk mengungsi, seperti dikutip dari CNN.
Bendungan yang selesai dibangun pada tahun 2006 ini memiliki tinggi 181 meter dan panjang 2.335 meter di Sungai Yangtze sebelum lembah yang dalam dan sempit berubah menjadi dataran.
Namun, efektivitas bendungan dalam mencegah banjir sering diperdebatkan, terutama setelah curah hujan terberat dalam hampir 60 tahun menyebabkan Sungai Yangtze meluap.
Bencana tersebut menewaskan atau menyebabkan 158 orang hilang, memaksa 3,67 juta orang mengungsi, dan berdampak pada 54,8 juta orang. Hal ini juga menyebabkan kerugian ekonomi sekitar 144 miliar yuan (sekitar Rp 250 triliun)
3. Bendungan Yarlung Tsangpo
China membangun bendungan raksasa di Sungai Yarlung Zangbo di wilayah Tibet yang merupakan salah satu infrastruktur terbesar di dunia.
Proyek ini mencakup lima pembangkit listrik tenaga air dengan total kapasitas 60 gigawatt di sungai Brahmaputra, yang terletak lebih hilir di India, dan Sungai Jamuna di Bangladesh.
Proyek ini akan dibangun sepanjang 30 km di sepanjang perbatasan luas antara Tiongkok dan India dan diperkirakan menelan biaya sekitar 1,2 triliun yuan (sekitar Rp 2.832 triliun).
Namun, pemerintah Tibet mengkritik proyek tersebut karena berpotensi merusak lingkungan dan mengancam jutaan orang. Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh India dan Bangladesh.
India khawatir sungai Brahmaputra menjadi bom air dengan pelepasan air secara tiba-tiba yang berisiko memicu banjir besar di Assam dan Arunachal Pradesh.
Bangladesh juga prihatin karena wilayahnya hanya tujuh persen dari DAS Brahmaputra. Meghna, Ganga ada di negaranya.
Sementara itu, bendungan Tiongkok juga berpotensi menahan sedimen yang menyuburkan delta, mengancam ketahanan pangan, dan mempercepat penurunan permukaan tanah di wilayah seperti Delta Mekong di Vietnam.