Jakarta, Pahami.id –
Bentrokan antara militer Nasihat Dengan gerakan 23 Maret (M23) pasukan pemberontak berhenti, setelah kedua belah pihak sepakat untuk menjadi gencatan senjata mulai Selasa (4/2).
Reuters melaporkan bahwa M23 mengumumkan gencatan senjata pada hari Senin (3/2) setelah memenangkan Bandara Internasional Goma.
Dengan gencatan senjata ini, masyarakat bergegas untuk mengubur ribuan medan perang sejak minggu lalu karena takut menyebarkan penyakit.
Menurut Republik Demokratik Komunikasi Kongo Patrick Muyaya, lebih dari 2.000 orang tewas dalam bentrokan.
Sementara itu, menurut PBB (PBB), setidaknya 900 orang tewas dan hampir 3.000 orang terluka dalam pertempuran. Tidak jelas mengapa data PBB sudah mati dan pemerintah Kongo berbeda.
Meskipun gencatan senjata, warga sipil Kongo masih dalam bahaya karena rumah sakit dibanjiri oleh pasien dan ruang tubuh tumbuh dengan cepat.
Minggu lalu -hari bebas telah mempengaruhi sistem pendingin di mayat. Pemakaman juga sangat terbatas bahwa Bar Merah di Goma tidak yakin di mana harus mengubur para korban.
Masih ada banyak laporan tentang orang yang terperangkap dalam tekad.
Kongo telah dilanda bentrokan antara militer dan kelompok M23 di kota Goma, Kongo Timur, sejak akhir Januari. Bentrokan itu panas sampai bandara di Goma berhasil dikendalikan oleh kelompok M23.
Konflik di Kongo Timur telah ada sejak lama, terutama antara kelompok etnis Hutu dan Tutsi.
M23 sendiri adalah kelompok bersenjata yang sebagian besar diisi oleh Tutsi etnis. Mereka memisahkan diri dari Tentara Kongo lebih dari 10 tahun yang lalu karena mereka merasa pemerintah mengkhianati perlindungan etnis.
Pemerintah Kongo menuduh Rwanda mendukung kelompok itu, yang diduga karena minat di wilayah Kongo Timur yang kaya akan sumber daya alam seperti emas dan coltan.
Rwanda membantah tuduhan itu. Hubungan antara Kongo dan Rwanda tegang karena ini.
(BLQ/DNA)