Site icon Pahami

Berita 15 Anggota Keluarga di Gaza Tengah Tewas akibat Serangan Israel


Jakarta, Pahami.id

Total ada 15 anggota keluarga Palestina yang mengungsi di sebuah gudang di kawasan Az-Zawayda, Gaza tengah, tewas akibat serangan udara tentara Israel pada Sabtu (17/8).

Juru bicara pertahanan sipil di Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan 15 anggota keluarga tewas, termasuk sembilan anak-anak dan tiga wanita dari keluarga Al-Ejlah. Selain itu, ada satu kematian lagi sehingga totalnya menjadi 16 orang.

“Kebakaran besar terjadi, membakar semua yang ada di gudang, sementara anak-anak terkoyak. Upaya penyelamatan masih dilakukan untuk menemukan lebih banyak jenazah,” kata jurnalis tersebut. Al JazeeraTareq Abu Azzoum.


Dia menjelaskan, tiga rudal Israel menghantam gudang tersebut, menewaskan keluarga Al-Ejlah. Kepala keluarga, Sami, istri, ibu dan seluruh anaknya tewas dalam penyerangan tersebut.

“Ada rasa frustrasi dan kesedihan yang sangat besar. Jenazah kini dibariskan di kamar mayat Rumah Sakit Al-Aqsa, sementara keluarga bersiap untuk menguburkan mereka, Azzoum melaporkan.

[Gambas:Video CNN]

Abdalhadi Al-Ejlah, sepupu korban bercerita lebih banyak tentang keluarganya yang meninggal akibat serangan Israel. Keluarga Sami dilaporkan meninggalkan Kota Gaza ke gudangnya di Az-Zawayda untuk menjalankan bisnisnya.

Ia menambahkan, Sami merupakan orang yang aktif dalam kegiatan kesejahteraan. Abdalhadi pun menegaskan keluarganya tidak terlibat dalam politik.

“(Sami) adalah orang terhormat yang menjalankan usaha kecil-kecilan di industri daging beku dan aktif dalam kegiatan amal,” kata Abdalhadi Al-Ejlah.

“Keluarga tidak terlibat dalam politik,” tambahnya.

Penyerangan terhadap keluarga Al-Ejlah terjadi setelah perundingan gencatan senjata berlangsung di Doha, Qatar.

Dalam rancangan proposal tersebut terdapat sejumlah syarat baru yang didorong Israel agar tercapai kesepakatan gencatan senjata. Namun kelompok Hamas menolak persyaratan baru yang diajukan Israel.

Kepada AFP, sumber Hamas mengungkapkan, syarat yang mereka tolak adalah keinginan Israel untuk mempertahankan pasukan di wilayah Gaza. Israel juga ingin mempertahankan kendali di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir.

Tak hanya itu, Negara Zionis juga mengklaim hak veto atas tahanan Palestina yang akan ditukar, dan berhak mendeportasi sebagian tahanan Palestina yang akan dipulangkan tanpa pengadilan ke negaranya.

Sebaliknya, Hamas menuntut gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, pemulangan pengungsi secara normal, dan perjanjian pertukaran tahanan.

Sejak 7 Oktober 2023, agresi Israel telah menewaskan lebih dari 40 ribu warga Palestina, yang mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.

(pra)



Exit mobile version