Site icon Pahami

Berita 14 Anak Diduga Korban Salah Tangkap, Dipaksa Ngaku Ikut Demo Magelang

Berita 14 Anak Diduga Korban Salah Tangkap, Dipaksa Ngaku Ikut Demo Magelang

Yogyakarta, Pahami.id

Puluhan anak di bawah umur diduga menjadi korban salah tangkap dan harus mengaku ikut beraksi demonstrasi diakhiri dengan kericuhan di Polres Magelang Kota, Jawa Tengah pada 29 Agustus 2025.

Mereka mengaku mendapat kekerasan fisik saat proses interogasi yang dilakukan petugas. Orang tua dari beberapa anak tersebut kini mencari bantuan ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta.

Hana Edi Pambudi mengatakan, pada 29 Agustus, putranya berinisial pamit ke Kota Magelang sekitar pukul 19.00. Keluarga mereka merupakan warga Kabupaten Magelang.


Sesampainya di Kota Magelang, ND, ia memarkir sepeda motornya di mini market dan membeli makanan ringan. Namun saat keluar dari minimarket, kendaraan ND sudah tidak ada lagi dan ia pun mencarinya.

Kebetulan di sana ada demonstrasi, kata Hana di kantor LBH Yogyakarta, Kotagede, Kota Yogyakarta, DIY, Kamis (10/10).

Menurut Hana, ND kemudian mendapat informasi bahwa sepeda motornya diangkut oleh petugas polisi.

Putra Hana memilih memeriksa kendaraannya di Polres Magelang Kota keesokan harinya karena khawatir dengan kekacauan di sana. ND pun memutuskan untuk tidak pulang dan bermalam di rumah salah satu temannya, daerah muntah, Kabupaten Magelang.

Pagi hari atau tanggal 30 Agustus 2025, ND kembali ke rumah untuk mengambil STNK dan BPKB sepeda motor dan berangkat ke Polres Magelang Kota untuk mengambil kendaraannya.

“Di depan kantor polisi, anak saya ketemu polisi, ditanya mau apa, mau ambil sepeda motor, disuruh masuk.

Dalam pemeriksaan, kata Hana, ND sempat diperiksa hingga harus mengaku ikut demonstrasi di Polres Magelang Kota. Karena merasa tidak ikut demonstrasi, ND yang terus bertahan akhirnya mendapat kekerasan dari petugas. Dia dipukuli, dipukuli dengan helm dan sandal yang keras.

Meski belum mengaku, dia terus dipukuli dan dipukuli oleh polisi yang menafsirkannya, kata Hana membeberkan pengakuan putranya.

Mentalitas ND bagaimanapun goyah. Hana mengatakan, putranya akhirnya mengakui perbuatannya karena takut akan kekerasan lebih lanjut. Selanjutnya ND dibawa ke ruangan lain dan dilanjutkan pemanggilannya menggunakan kubik anggota.

Masih di hari yang sama, sekitar pukul 17.00, Hana mengambil ND setelah mendapat kabar putranya dari istrinya. Di Polres Magelang Kota, Hana mengaku banyak melihat anak di bawah umur dan orang dewasa.

Boyok-Bonyok istilahnya, mungkin ditangkap (29 Agustus) malam, ada yang ditempel di bibir, dibalut kepalanya, ujarnya.

Hana mengatakan, putranya dan beberapa anaknya lainnya bisa pulang ke rumah setelah rezim Magelang, Zaenal Arifin, berada di tengah kejaran polisi. Semua cerita di atas didapat dari ND sendiri yang selama ini bersikukuh tak ikut demonstrasi 29 Agustus itu.

“Meski muncul, harusnya diperlakukan sebagaimana mestinya (aturan hukum),” ujarnya.

Sementara itu, Ari Widodo dan Mala mengatakan, anaknya mengaku tidak ikut demonstrasi namun mendapat perlakuan tidak manusiawi setelah dibawa ke Polres Magelang Kota. Putra Ari berinisial P ditampar banyak petugas.

Sementara itu, putra Mala, SP, mengaku kepalanya terinjak sepatu karet, hidung dan mulutnya berdarah karena tertindih, pelipisnya memar, punggungnya dicambuk dengan selang, dan harus melakukan push up sebanyak 50 kali.

Sementara itu, anak Sumiyati yang berinisiatif DP ditangkap petugas saat hendak menutup usahanya. Lokasinya berada di depan Polres Magelang Kota. Saat itu, DP menutup tokonya karena melihat demonstrasi tidak menguntungkan.

Namun DP justru dibawa ke Polres Magelang dan ditendang petugas di bagian pinggang dan badan hingga mengaku ikut demonstrasi.

“Anak Bu Sum (Sumiyati) bekerja di sebuah warung makan tepat di depan Polres Magelang Kota, bahkan dua jam sebelum kejadian ia menyajikan teh kepada polisi di sana.

Sejak itu dia tidak berani bekerja di sana. “Anak-anak ini banyak yang trauma,” kata staf Divisi Advokasi LBH Yogyakarta Royan Juliazka Chandrajaya.



Exit mobile version