Site icon Pahami

Berita 100 Imigran Berlayar ke Inggris Pakai Perahu Rakitan, 2 Tewas


Jakarta, Pahami.id

Dua imigran Meninggal dan lusinan orang bergegas ke rumah sakit saat mencoba menyeberang dari Prancis Bahasa inggris di tepi laut. Para imigran berlayar di selat Inggris menggunakan perahu rumah.

Insiden itu terjadi di selatan Pantai Neufchatel-Hardelot, Prancis, ketika sekitar 100 orang mencoba pergi ke Inggris dengan perahu. Pejabat Prancis menjelaskan bahwa 60 lainnya juga diselamatkan di sebelah dua orang yang terbunuh.

“Sekitar 60 orang dirawat,” kata seorang petugas bernama Isabelle Fradin-Thirode, seperti dilaporkan oleh AFP pada hari Sabtu (27/9).


Tidak ada informasi terperinci yang terkait dengan identitas kematian dan orang yang diselamatkan. Namun, di antara lusinan orang, ada suami dan istri dan anak -anak yang dibawa ke rumah sakit untuk hipotermia.

Insiden ini terkait dengan kebangkitan imigran di Prancis yang pergi ke Inggris untuk menemukan suaka baru. Kematian insiden yang sama terjadi berkali -kali sebelumnya.

Bahkan, menurut catatan AFP, kematian di Selat Inggris saja telah mencapai 25 orang. Selain itu, ada juga 32 ribu imigran yang telah berhasil melintasi selat Inggris menggunakan kapal kecil sejak Januari 2025.

Namun, menurut perjanjian Prancis-Inggris terbaru, Inggris dapat mengirim pengembalian kepada imigran jika mereka dianggap tidak memenuhi keinginan suaka. Salah satu aturannya adalah bahwa mereka tidak dapat meminta suaka jika mereka telah menyetujui “negara aman” sebelum tiba di Inggris.

Sebaliknya, Inggris akan menerima imigran Prancis dalam jumlah yang sama selama mereka memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan suaka.

Namun, perjanjian ini tidak melemahkan niat imigran untuk bertekad untuk melintasi selat Inggris dengan kendaraan sementara. Mereka melakukan tindakan karena mereka menderita dan mengancam bahaya.

Menurut laporan AFP, ratusan imigran di Prancis utara siap melintasi Selat Inggris dari berbagai titik dalam cuaca yang cerah. Sebagian besar dari mereka melanjutkan rencana sembrono karena mereka tidak punya pilihan lain untuk tinggal.

“Jika saya tinggal di sini, saya akan mati, jika saya pulang, saya akan mati,” kata Saad Palestina dari Irak.

(FRL/ISN)


Exit mobile version