Jakarta, Pahami.id —
Sekitar 1.500 orang dilaporkan tewas sepanjang tahun ini dalam demonstrasi untuk menggulingkan mantan Perdana Menteri Bangladesh Syekh Hasina. Selain itu, tidak kurang dari 3.500 orang diculik secara paksa pada masa pemerintahan Hasina.
Hal tersebut disampaikan PM sementara Bangladesh Muhammad Yunus, dikutip Reuters, Senin (18/11). Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan resmi sebelumnya yang menyebutkan 1.000 orang meninggal dunia.
Protes yang menuntut pemecatan Hasina dari kepemimpinan dimulai pada Juli 2024 oleh mahasiswa. Demonstrasi kemudian berubah menjadi kerusuhan maut, hingga Hasina memilih mengungsi ke India.
“Setiap hari selalu bertambah nama-nama baru,” kata Yunus dalam pidato 100 hari kepemimpinan sementara.
Yunus juga berjanji akan mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut. Dia mengatakan komisi yang menyelidiki penghilangan paksa telah menemukan informasi mengenai 1.600 kasus hingga bulan Oktober, namun jumlahnya berpotensi melebihi 3.500.
Ia pun kembali menegaskan komitmennya untuk menuntut ekstradisi Hasina dari India.
“Kami akan mengadili semua kejahatan yang dilakukan selama 15 tahun terakhir,” katanya.
Yunus menambahkan, pemerintah telah memulai upaya untuk mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penghilangan tersebut. pembunuhan, serta kekerasan pada periode Juli-Agustus di hadapan pengadilan internasional.
Dia mengatakan pemilihan umum berikutnya di Bangladesh akan diadakan setelah reformasi pemilu selesai.
(tsa/tsa)