Pahami.id – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Kapolres Toni Harmanto dan Panglima TNI V Brawijaya Mayjen Farid Makruf mengunjungi korban ledakan petasan di RSUD Srengat Kabupaten Blitar. , Selasa (21/2/2023).
Di lokasi kejadian, lebih dari 31 rumah dan 1 masjid rusak akibat ledakan yang berasal dari salah satu rumah warga. Tercatat 2 unit rumah rusak berat, 11 unit rusak sedang dan 18 unit rusak ringan. Selain itu, terdapat 1 rumah yang rata dengan tanah. Berdasarkan data BPBD Provinsi Jawa Timur, ledakan ini menewaskan 4 orang dan melukai 23 orang termasuk seorang bayi berusia 4 bulan.
Atas kejadian tersebut, Gubernur Khofifah secara khusus menyampaikan belasungkawa. Namun, dia tidak bisa membenarkan kegiatan memasang, membuat, dan menjual petasan.
“Kita mungkin masih sering menemukan kasus seperti ini. Mudah-mudahan ini yang terakhir dan bisa menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat, tidak hanya di Blitar dan Jawa Timur tapi di seluruh Indonesia,” kata Gubernur Khofifah.
Kepada awak media, Gubernur Khofifah juga menegaskan bahwa melindungi masyarakat harus menjadi prioritas. Ledakan petasan ini mengakibatkan hilangnya nyawa, luka-luka dan kerusakan rumah. Ini adalah bencana sosial. Gubernur Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga suasana aman, nyaman dan kondusif.
“Makanya saya sampaikan perlindungan kepada masyarakat harus menjadi prioritas semua pihak, baik kita di Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan semua pihak yang berkepentingan. Sebaliknya, tolong jaga sesuatu yang berbahaya, jangan pernah melakukannya. Harap jaga suasana aman, nyaman dan kondusif. Saya berharap kejadian ini adalah yang terakhir,” katanya.
Kepada Bupati Blitar, Khofifah juga mengapresiasi terbitnya Surat Keputusan (SK) tentang tanggap darurat bencana sosial. Sehingga, Pemprov bisa memberikan dukungan untuk proses pembangunan kembali rumah terdampak. “Sampai hari ini dipastikan ada 2 rumah rusak berat, kemudian 11 unit rusak sedang, 18 unit rusak ringan dan satu masjid rusak ringan. Tapi saya minta datanya dimutakhirkan,” kata Khofifah
“Saya juga menyampaikan kepada Bupati Blitar, pada dasarnya semua yang dirawat di RSUD Blitar, saya harap semuanya menjadi tanggung jawab Pemkab Blitar. Jika ada yang perlu dirujuk baik ke RS Saiful Anwar Malang maupun RS Soetomo Surabaya, itu menjadi tanggung jawab Pemprov,” lanjutnya.
Selanjutnya, SK Bupati yang telah terbit setiap Selasa (21/2) ini akan dijadikan payung hukum rencana intervensi rumah terdampak, baik dari Pemprov Jatim maupun Pemkab Blitar. Proses pemulihan dan rekonstruksi sendiri akan dilakukan 14 hari setelah masa tanggap darurat sesuai Keputusan Bupati dan identifikasi lengkap.
“Perlu SK Aksi Darurat Bencana Sosial, karena kita butuh payung hukum. Kita bagi antara Provinsi dan Kabupaten Blitar. Payung hukum ini merupakan proses legalitas intervensi bagi korban terdampak. proses rekonstruksi dapat dimulai Keputusan selesai Selasa, 21/2, begitu juga dengan pengantar, setelah 14 hari tahap rekonstruksi dapat dimulai,” lanjutnya.
Khofifah yang dikenal ramah mengatakan, proses selanjutnya terkait penegakan hukum sepenuhnya diserahkan kepada pihak kepolisian untuk melakukan proses pendalaman penyidikan dan penyidikan ke tingkat selanjutnya. “Kami serahkan sepenuhnya proses penanganannya kepada pihak kepolisian,” ujarnya
Saat berkunjung ke RS Srengat, mantan Menteri Sosial RI itu mengatakan, hingga Selasa (21/2) sebanyak 20 orang luka akibat ledakan petasan masih diperbolehkan dirawat di luar. Hanya 3 orang yang masih dirawat termasuk bayi korban yang dirawat di RSUD Srengat, Kab. Blitar mengalami luka ringan dan rencananya akan dirawat di luar pada hari ini, Rabu (22/2).
Gubernur Khofifah juga menyampaikan bantuan kepada keluarga korban ledakan dan meninjau rumah-rumah yang terkena dampak baik rusak berat, sedang, maupun ringan.
Sebagai informasi, seorang bayi bernama Bara Kertanegara sedang diasuh bersama kedua orang tuanya, Tri Wahyudi (27), ayahnya dan Dewi Ernawati (21), ibunya yang juga menjadi korban ledakan petasan. Tri Wahyudi yang didatangi RS Srengat mengatakan, saat ledakan terjadi, keluarganya sedang tidur di kamar yang dimaksud. Dia terbangun karena suara angin kencang, yang rupanya diikuti dengan dentuman keras. Dia, istri dan putranya terkena pecahan peluru dari ledakan tembok dan sekarang pulih.
“Sekarang keluarga saya sudah pulih. Alhamdulillah lukanya tidak terlalu parah, hanya serpihan. Malam itu saya sedang tidur, tiba-tiba saya terbangun karena angin sangat kencang, tapi kemudian ada angin besar. Malah terjadi ledakan,” ujarnya. dikatakan.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menyerahkan bantuan bencana kepada 13 orang di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok dan 3 orang saat berkunjung ke RSUD Srengat.
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan, pihaknya memastikan Polda Jatim akan melakukan operasi petasan ilegal dalam beberapa hari ke depan. Operasi ini diadakan sebagai pengingat kepada masyarakat untuk menghindari kegiatan yang melibatkan bahan peledak dan praktek pembuatan kembang api ilegal.
“Menjelang Ramadan, praktik pembuatan kembang api ilegal harus kita lawan. Dalam beberapa hari ke depan, kita akan melakukan operasi untuk mengingatkan masyarakat agar tidak membuat kembang api,” ujarnya.