Site icon Pahami

Sub Sektor Perkebunan Berkontribusi 14,54% dari Total PDRB Sektor Pertanian Jatim – Berita Jatim

Sub Sektor Perkebunan Berkontribusi 14,54% dari Total PDRB Sektor Pertanian Jatim

Pahami.id – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, subsektor perkebunan merupakan salah satu penyumbang PDB terbesar di sektor pertanian.

Dimana, pada tahun 2022 pertumbuhan PDB sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai Rp. 303,2 triliun rupiah. “Dari jumlah tersebut, Rp44,1 triliun merupakan kontribusi subsektor perkebunan atau menyumbang 14,54% terhadap total PDB sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan,” ujarnya saat membuka East Java Plantation Development Festival 2023 yang dihadiri oleh 800 orang Perkebunan di Hotel Grand Mercure Malang, Kamis (16/11/2023).

“Hal ini tentunya tidak lepas dari kerja keras kita semua, khususnya Anda yang telah berkecimpung baik langsung maupun tidak langsung dalam bisnis komoditas perkebunan di Jawa Timur,” imbuhnya. Khofifah menjelaskan, ada 4 komoditas pertanian unggulan di Jatim.

Pertama, tebu merupakan bahan baku pembuatan gula kristal putih (GKP). Pada tahun 2022, Jawa Timur tetap menjadi daerah penghasil tebu nasional terbesar dengan produksi gula kristal putih (GKP) sebesar 1,1 juta ton atau 49,55% dari produksi negara sebesar 2,4 juta ton. Kedua, tembakau, pada tahun 2022 produksi tembakau di Jatim mencapai 97,9 ribu ton atau 43,42% dari produksi nasional sebesar 225 ribu 555 ton.

Selanjutnya Kopi Jawa Timur merupakan salah satu penghasil kopi nasional terbesar bersama Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan Aceh dengan produksi sebesar 68.916 ton. Keempat, kakao yang merupakan bahan baku olahan coklat menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu daerah penghasil kakao dengan produksi sebesar 33.002 ton pada tahun 2022.

(Dok: Pemprov Jatim)
(Dok: Pemprov Jatim)

“Pencapaian ini sungguh sangat menggembirakan, mengingat pada saat yang sama lahan pertanian semakin menyusut seiring berjalannya waktu akibat kebijakan konversi lahan. Belum lagi dampak perubahan iklim beberapa tahun terakhir yang berdampak besar terhadap produksi dan produktivitas tanaman pertanian,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Khofifah, masih ada komoditas unggulan lain di Jatim. Artinya, produksi pisang di Jatim tercatat tertinggi secara nasional, yakni mencapai 26.265.819 kuintal pada tahun 2022. Jumlah tersebut memberikan kontribusi sebesar 28,41% terhadap produksi pisang nasional. Kemudian produksi jagung di Jatim pada tahun 2022 juga mencapai 7,385 juta ton kulit kering. Jumlah tersebut meningkat 371 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya yang sekaligus menjadikan Jawa Timur sebagai negara penghasil jagung tertinggi.

“Meski produksi jagung kita paling tinggi, karena 50% kebutuhan pakan ayam berasal dari jagung, seringkali kita masih membutuhkan jagung dari Gorontalo, Sultra, dan NTB,” ujarnya. Selain itu, Gubernur Khofifah juga mendorong perbaikan berkelanjutan di sektor hilir perkebunan Jatim. Hal ini penting, dengan maksimalnya hilirisasi akan membantu mendorong perekonomian di Jatim menjadi lebih inklusif. Yang akan memberikan peningkatan kepada petani Jatim.

“Karena kalau di hilir tidak dibangun penguatan maka nilai tambahnya akan kecil. Kalau kita ke hilir maka akan semakin besar nilai tambah yang bisa dinikmati oleh petani dan UKM,” tegas Gubernur Khofifah.

Tak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menegaskan kerja sama itu penting karena hilirisasi memerlukan beberapa kebutuhan pokok terkait Ekosistem Digital, alat pendukung dan jaringan pasar. Bahkan dia percaya dengan kemampuan penyediaan bibit yang baik dan didukung hilirisasi juga Akses Pasar yang bagus, akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Jatim.

“Saya kira ini akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang bisa menjawab betapa angka kemiskinan ekstrem di Jatim sudah turun sangat signifikan,” tegasnya. “Dengan penajaman hilirisasi, kami optimis berbagai produk pertanian unggulan yang berpotensi berasal dari Jatim akan terus dikembangkan. Dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani,” tutupnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Andi Nur Alamsyah mengatakan, Kementerian Pertanian memandang Prov. Jawa Timur memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan produksi, nilai tambah dan daya saing di sektor perkebunan dengan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait.

Bahkan, Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah terus mendorong keterlibatan pesantren dalam menggali lahan kopi dan kakao serta mengoptimalkan peran paguyuban petani tebu. Upaya yang dilakukan di Jawa Timur berdampak pada peningkatan hasil perkebunan di Jawa Timur pada tahun 2019-2022.

“Setiap tahunnya Jawa Timur menjadi provinsi penghasil gula tertinggi di Indonesia. Kami sangat mengapresiasi kebijakan Pemprov Jatim yang terus mendorong pembenahan perkebunan dari hulu hingga hilir serta kreatif dan inovatif dalam mengelola sektor perkebunan. dengan dukungan teknologi informasi yang canggih,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah berkesempatan menerima penghargaan atas kontribusinya dalam peningkatan produksi dan produktivitas serta hilirisasi pengembangan subsektor perkebunan periode 2022-2023 dari Kementerian Pertanian RI.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI Andi Nur Alam Syah kepada Gubernur Khofifah. Gubernur Khofifah pun menyerahkan berbagai penghargaan kepada warga peternakan.

Antara lain diberikan kepada Kelompok Tani Berprestasi, Kelompok Kopi Berprestasi, Kelompok Peserta Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Produsen Kopi dan Benih Pertanian. Bahkan, penghargaan juga diserahkan kepada Kabupaten. Malang merupakan wilayah yang mempunyai kontribusi nilai produksi terbesar pada subsektor perkebunan.

Tak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menyerahkan berbagai jenis bantuan berupa Hibah Sarana dan Prasarana Pertanian untuk membantu Pembangunan dan Rehabilitasi tanaman pertanian di beberapa kabupaten.

Exit mobile version