Pahami.id – Umi Pipik mendapat banyak doa dari anak-anaknya yang merayakan Hari Ibu hari ini. Rasa syukur anak terhadap Pipik sebagai seorang ibu diungkapkan dengan berbagai cara.
“Iya, anak-anak sudah bilang, tag saya di Instagram. Lalu kita punya grup WhatsApp juga, kita juga ngomong di sana, kata Umi Pipik di kawasan Pondok Indah, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Namun, bagi Umi Pipik pribadi, Hari Ibu tidak hanya diperingati setiap tanggal 22 Desember. Menurutnya, anak harus selalu menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada ibunya.
“Sebenarnya setiap hari adalah Hari Ibu. Seorang ibu harus dihormati, harus disayangi, harus ditaati, harus disayangi. “Jadi tidak hanya diperingati pada tanggal 22 saja,” jelas Umi Pipik.
“Bagi semua anak, setiap hari adalah Hari Ibu dan bagaimana kamu bisa menemukan surga melalui ibumu,” lanjut khatib tersebut.
Umi Pipik sudah lama tidak merayakan Hari Ibu. Sejak dia berumur 11 tahun, dia kehilangan ibunya.
“Saya termasuk orang yang iri pada orang yang masih mempunyai ibu. Aku berumur 11 tahun, usia yang sama ketika Adiba kehilangan ayahnya, di usia yang sama aku kehilangan ibuku. Jadi makna seorang ibu sangat dalam, jelas Umi Pipik.
Umi Pipik pun mengingatkan siapa pun yang masih memiliki ibu untuk tidak berhenti menghormati dan menyayanginya.
“Bagi kalian yang masih mempunyai ibu, itu sakral. Maka mohonlah doa yang tiada henti, perhatian. “Kalaupun ibu-ibu marah ya, namanya orang tua, jadi harus dipahami dan disayangi,” kata Umi Pipik.
Sebagai orang yang tak lagi memiliki ibu, Umi Pipik tahu betul betapa sakitnya memendam penyesalan yang tak terobati seumur hidupnya.
Nanti kalau ibunya sudah tiada pasti menyesal, kata Umi Pipik.