Pahami.id – Pada 23 Oktober 2023, Prabowo Subianto dikukuhkan sebagai Badan Pengawas Pagar Nusa periode 2023 hingga 2028. Tak hanya Prabowo yang duduk di dewan pembina, setidaknya ada 40 tokoh nasional lainnya termasuk Presiden Jokowi.
Lalu ada Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan mantan Ketua GP Ansor Nusron Wahid yang tergabung dalam Dewan Pertimbangan Pagar Nusa.
Mengutip NU Online, Surat Keputusan PBNU tentang Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa ditandatangani oleh Ketua PBNU KH Miftachul Akhyar, Sekjen PBNU KH Akhmad Said Asrori, Pimpinan Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf.
Melihat latar belakang Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat (IPSI), tak heran jika pasangan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 itu terpilih menjadi dewan pembina Pagar Nusa.
Prabowo juga dikenal sebagai sosok yang punya kemampuan bela diri. Ia dikenal menguasai ilmu bela diri pencak silat. Ia diketahui pernah mempelajari pencak silat gaya Cimande.
Bahkan dikabarkan, Prabowo sempat berguru kepada seorang ahli bela diri asal Banten bernama Abah Ishak.
“Saya belajar dari banyak guru. Salah satunya yang kemudian menjadi panutan saya, Abah Ishak,” kata Prabowo.
Kembali ke Pagar Nusa, tempat ini menarik untuk disimak karena sejarahnya yang panjang di Indonesia. Pagar Nusa merupakan organisasi yang menaungi para pesilat Nahdlatul Ulama.
Pagar Nusa didirikan pada tanggal 3 Januari 1986. Pagar Nusa didirikan di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur (Jatim). Kiai Abdulloh Maksum Jauhari menjadi ketua pertama Pagar Nusa.
Organisasi ini sendiri didirikan dilatarbelakangi oleh keresahan para ulama melihat tidak adanya wadah bagi para pejuang NU. Hingga akhirnya, seorang kiai yang juga pejuang NU, Kiai Muhammad Nur Aziz, mendapat ide untuk mendirikan lembaga khusus sekolah pencak silat di lingkungan NU.
Ide Kiai Muhammad Nur Aziz ini kemudian disebarluaskan oleh muridnya, Kiai Lamro Asyhari. Kemudian Kiai Lamro mengutus Gus Reza Fahlevi, Gus Khamim Kohari dan pejuang Tebuireng lainnya untuk membentuk panitia persiapan pertemuan pertama pada tanggal 27 September 1985 di Pondok Pesantren Tebuireng.
Singkat cerita, pada KTT NU ke-31 di Boyolali tanggal 28 November hingga 02 Desember 2004, Pagar Nusa memutuskan menjadi badan otonom hingga saat ini.
Yang bergabung di Pagar Nusa pasti tahu apa yang disebut Prasetya Pagar Nusa, sebuah nazar yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut isi Prasetya Pagar Nusa:
Tuhan memberkati
Kami Pagar Nusa Pesilat mampu melaksanakan :
- Percaya kepada Allah SWT.
- Didedikasikan untuk nusantara dan negara
- Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
- Melindungi kebenaran dan mencegah kejahatan
- Menjaga pemahaman Ahlusunnah wal Jama’ah An Nahdliyah